kievskiy.org

Belum Pernah Alami Banjir, Sekali Kena Langsung 1,5 Meter

WARGA membersihkan rumah dan barang yang terendam selama banjir menerjang di Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jumat 3 Januari 2020.*
WARGA membersihkan rumah dan barang yang terendam selama banjir menerjang di Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jumat 3 Januari 2020.* /TOMMI ANDRYANDY/PR

PIKIRAN RAKYAT - Banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Bekasi mulai surut, Jumat 3 Januari 2020. Sejumlah warga mulai membersihkan rumahnya meski tidak sedikit di antaranya mereka yang masih memilih untuk mengungsi.

Berdasarkan pantauan Pikiran Rakyat, sejumlah daerah tak lagi terendam banjir. Meski genangan masih terlihat, terutama di badan jalan, namun ketinggian air mulai menurun. Air yang semula masuk ke rumah warga di beberapa wilayah, semisal Cikarang, Babelan, dan Tambun pun turut surut.

Di wilayah Cikarang Baru, yang membatasi Cikarang Selatan dan Utara, air tidak lagi menggenang. Banjir mulai surut meski masih menyisakan lumpur di beberapa sisi. Surutnya air dimanfaatkan warga untuk membersihkan rumahnya.

Di Desa Sriamur Kecamatan Tambun Utara, genangan masih terlihat hingga setinggi betis orang dewasa. Pada malam pergantian tahun, banjir mulai menggenangi desa ini bahkan terus meninggi hingga keesokan harinya. Kini banjir masih terjadi meski ada penurunan ketinggian air.

“Waktu itu air masuk pada subuh tanggal 1 Januari, itu sebetis. Eh pas siangnya terus naik sampai magrib jadi 1,5 meter. Ini mulai surut walaupun masih tinggi,” ucap Sunarno, Ketua RT 01/012 Desa Sriamur.

Baca Juga: 11 Potret Miris Banjir Era Kolonial, Coba Bandingkan dengan Banjir Hari Ini

Menurut dia, banjir menjadi kali pertama yang menerjang pemukimannya. Sebelumnya, tidak pernah terjadi banjir bahkan sampai masuk ke rumah. Genangan hanya terdapat di badan jalan dengan ketinggian tidak lebih dari 20-30 sentimeter.

Sunarno menilai, banjir harus segera ditangani dengan perbaikan saluran air. Banjir yang kini terjadi, kata dia, disebabkan karena saluran air yang tidak mampu menampung derasnya air hujan.

“Jadi air yang besar tapi salurannya kecil, tidak diperbaiki. Harusnya disesuaikan. Mana sudah kecil, kesumbat sampah lagi,” ucap dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat