kievskiy.org

Petani Lebih Pilih Pinjam Uang Ketimbang Harus Jual Gabah

Asep (40) seorang petani di wilayah Cigembor, Kecamatan/Kabupaten Ciamis mulai mengolah sawah, Rabu ( 29/1/2020).  Petani memilih hutang, ketimbang menjual gabah untuk biaya mengolah dan tanam padi.*
Asep (40) seorang petani di wilayah Cigembor, Kecamatan/Kabupaten Ciamis mulai mengolah sawah, Rabu ( 29/1/2020). Petani memilih hutang, ketimbang menjual gabah untuk biaya mengolah dan tanam padi.* /NURHANDOKO WIYOSO/PR

 

PIKIRAN RAKYAT - Petani di wilayah Cigembor, Kecamatan/Kabupaten Ciamis memilih hutang dibandingkan harus menjual gabah, untuk biaya mengolah sawah. Sisa gabah yang masih dimiliki lebih utamakan untuk makan keluarga.

“Namanya juga petani, apa pun keadannya lebih baik makan nasi hasil panen sendiri, kalau habis terpaksa baru beli beras. Untuk biaya mengolah sawah dan beli pupuk, pakai uang pinjaman,” tutur Asep (40) seorang petani di Cigembor, disela mengolah sawah, Rabu 29 Januari 2020.

Dia mengatakan gabah sisa panen sebelumnya hanya tinggal satu karung, sekira 30 kilogram, setara dengan 20 kilogram beras. Asep mengaku sedih bakal kembali membeli beras, alasannya beras hasil panen tidak cukup sampai panen mendatang. Kondisi tersebut lanjutnya pernah dirasakan ketika kemarau sangat panjang.

Baca Juga: Aji Mumpung Naikkan Harga Masker Saat Wabah Virus Corona, Sebuah Apotek Didenda Rp 3,8 Miliar

“Gabah yang dijadikan besar paling lama hanya cukup untuk 15 hari. Sedangkan menunggu panen masih 100 hari lagi, jadi 85 hari beli beras. Kalau gabahnya dijual,  saya harus makan apa, jalan keluarnya ya pinjam,” ungkapnya.

Asep, bersama petani lainnya Maman dan Una menambahkan saat ini baru mengawali mengolah sawah untuk persiapan tanam. Selain itu juga mulai menebar gabah untuk benih. Mereka mengatakan persawahan di lokasi tersebut dalam setahun panen tiga kali. Panen terakhir saat kemarau, hasil panennya anjlok.

“Jika dalam keadaan normal, saat ini tanaman padi sudah keluar malai dan sebentar lagi panen. Akan tetapi karena cuaca tidak menentu, sekarang baru bisa olah lahan. Kami kehilangan satu kali panen,” katanya.

Baca Juga: Indonesia Masih Ketergantungan Provider atau Pemilik Satelit dari Luar Negeri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat