PIKIRAN RAKYAT - M Fuaidin (43) dan istrinya Wiwin (39) serta kedua anak laki-lakinya warga Blok Loji, RT 02/01, Desa Ligung, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka sudah tiga tahun tinggal di gubuk bekas penyimpanan bata merah milik majikannya.
Jarak gubuk ke pemukiman penduduk sekitar beberapa ratus meter sedangkan ke tempat bekerja membuat bata sekitar 5 meteran saja.
Gubuk yang berada di antara kebun bambu dan lio bata tempat mereka bekerja membuat bata merah milik Jaja Subahja mantan kepala Blok di Desa Ligung ini hanya berukuran kurang lebih 6mx4m terbuat dari bambu.
Atap gubuk berasal dari terpal yang dijepit bambu, sedangkan dindingnya terbuat dari plastik bekas penutup bata yang sebagian sudah robek-robek.
Di bagian tempat tidur dinding terbuat dari kain dan sedikit terpal yang juga mulai robek. Kala hujan deras air masuk dari samping dan sebagian dari atap.
Tempat tidur yang terbuat dari bambu serta diatasnya terdapat kasur yang nampak telah lusuh, tidak cukup untuk tidur berempat, hanya katanya dipaksakan hingga berhimpitan.
Di bagian dinding tempat tidur terdapat kalender Tahun 2021 sekaligus untuk menutupi lubang yang dikaitkan ke tiang bambu. Di dinding tersebut juga terdapat tas sekolah lusuh milik kedua anak laki-lakinya yang kini duduk dibangku kelas III dan V SD Ligung.
Baca Juga: Kartu Prakerja 2022 Resmi Dibuka, segera Daftar Akun di Situs Prakerja.go.id
Dapurnya ada di bagian sisi nyaris menyatu dengan tempat tidur, katanya menghindari angin dan hujan.