kievskiy.org

Banyak Warga Merantau di Wilayah Endemis, Malaria Masih Jadi Ancaman di Kabupaten Tasikmalaya

UPAYA mengangkut pasien malaria, gizi buruk, dan sejumlah penyakit lain di Distrik Jetsy, Papua, dengan speedboat. Papua merupakan wilayah endemis malaria.*
UPAYA mengangkut pasien malaria, gizi buruk, dan sejumlah penyakit lain di Distrik Jetsy, Papua, dengan speedboat. Papua merupakan wilayah endemis malaria.* /ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT – Malaria masih menjadi ancaman penyakit yang menyerang warga di Kabupaten Tasikmalaya.

Soalnya, sejumlah warga rentan tertular lantaran merantau dan bekerja di wilayah-wilayah endemis malaria.

Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya sepanjang 2019, terdapat 20 warganya yang terkena malaria.

Baca Juga: 8 Kasus Baru Virus Corona COVID-19 di Indonesia, Salah Satunya Belum Diketahui Asal Tularannya

Mereka kebanyakan warga yang merantau sebagai buruh atau pekerja tambang emas di luar daerahnya, seperti Papua.

Saat pulang ke rumah atau kembali ke Kabupaten Tasikmalaya, mereka kemudian jatuh sakit lantaran gigitan nyamuk di tempat kerjanya.

Tak pelak, penyebaran malaria tersebut tergolong impor karena dibawa para perantau dari lokasi mencari nafkahnya ketika pulang ke kampung halaman. 

 Baca Juga: Indonesia, Satu-satunya Negara ASEAN yang Belum Tuntaskan Masalah ODOL

Maria Ulfah, Staf Penanggulangan Penyakt Menular Berbasis Binatang (P2BB) Dinkes Kabupaten Tasikmalaya menuturkan, laporan mengenai warga yang banyak terserang dan ditangani lantaran malaria muncul di 11 Puskesmas.

Sebelas Puskesmas itu berada di wilayah Kecamatan Jatiwaras, Salopa, Cineam, Cikatomas, Pancatengah, Cipatujah, Cikalong, Karangnunggal, Karangjaya, Gunungtanjung, Bojonggambir.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat