kievskiy.org

Soal IKN, Ridwan Kamil: Republik Ini Belum Pernah Punya Sejarah Desain Ibu Kota Secara Fundamental

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan jika Indonesia belum pernah mendesain ibu kota secara fundamental.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan jika Indonesia belum pernah mendesain ibu kota secara fundamental. /Dok. Humas Pemprov Jabar Dok. Humas Pemprov Jabar

PIKIRAN RAKYAT - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, terkait ibu kota negara berdasarkan sejarahnya, Indonesia belum pernah mendesain ibu kota secara fundamental.

"Jadi republik ini sebelumnya tidak pernah punya sejarah mendesain ibu kotanya yang benar fundamental dan mewakili semua nilai-nilai kebangsaan itu belum pernah ada di Jakarta," tuturnya pada diskusi bersama InJabar di Tahura Djuanda, Kabupaten Bandung, Selasa 25 Januari 2022.

Akibatnya, kata Ridwan, Jakarta mengambil peran terlalu banyak. Kota bisnis, kota pemerintahan, kota non pendidikan dan sebagainya.

Makanya ada yang mengatakan melumpuhkan Jakarta cukup oleh sebuah demo politik ekonomi dan hasilnya sekarang memang Jakarta itu sudah mau tenggelam saksinya ada masjid di Jakarta Utara.

Baca Juga: Perhatian! BPJS Kesehatan Kelas 1,2,3 akan Segera Dihapus, Menkes Beri Alasannya

"Dari sejarah memang tidak di sana (Jakarta) Bung Karno menghitung Kalimantan jadi di Kalimantan bukan ide Jokowi. Dalam pandangan saya Bung Karno memilihnya Palangkaraya yang di mana di Kalimantan tidak gunung berapi, jauh dari laut sehingga pada teori pertahanan kalau ada yang menyerang negara tidak nyerang dari laut pasti jauh, akhirnya diputuskan di Kalimantan. Sekarang mungkin (ke Penajam Paser Utara) ada pertimbangan lain,"ujarnya.

Berbicara politik, lanjut Ridwan, kepala daerah arsitek di republik ini tidak hanya dia. Ada gubernur Aceh juga arsitek ITB alumni, kemudian Risma lulusan arsitektur ITS, walikota Makassar dan dia sendiri.

"Jadi belum terkonfirmasi sebenarnya arahnya kemana sehingga tidak bisa berandai-andai tapi apapun itu menurut saya ibukota baru ini harus menjadi sebuah simbol," ucapnya.

Guru Besar Komunikasi Politik pada Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi mengatakan, ada hal menarik dalam IKN yang seperti sebuah kebetulan.

Terlebih dengan adanya yang memberi tanda-tanda bahwa yang mengepalai kepala otorita ibu kota negara itu adalah dia arsitek dan pernah menjadi kepala daerah.

Baca Juga: Soekarno Punya Peran Besar dalam Demokrasi Terpimpin, Salim Said: Ketika Demokrasi Liberal, Dia Cuma Lambang

“Saya bilang ini sebuah sekaligus kebetulan ini persis seperti kejadian Indonesia merdeka, memerdekakan ketika Jepang kalah gitu ya kemudian pasukan Belanda belum datang,”ujar dia.

Selanjutnya, dia melihat pada IKN ini ada penelitian menarik yang dibuat oleh Arnold Toynbee yang menyatakan, dimanapun setiap penguasa yang ingin namanya dikenang dan dicatat meninggalkan legacy dia akan membuat simbol.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat