kievskiy.org

Warga Kota Sukabumi Masih Memadati Pusat Perbelanjaan, Andi : PSBB Tidak Mungkin Berhasil

ANTRIAN di pusat perbelanjaan. *
ANTRIAN di pusat perbelanjaan. * /Ahmad Rayadie/"PR"

PIKIRAN RAKYAT - Pengamat sosial Sukabumi mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi untuk segera menutup paksa pusat perbelanjaan dan supermarket di sejumlah ruas jalan pusat keramaian Kota.

Desakan ini dikemukan seiring masih banyaknya warga Kota Sukabumi yang memadati pusat perbelanjaan dan supermarket. 

Bahkan kurang sepekan diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Sukabumi,  aktivitasnya cenderung meningkat.  Mereka tidak menghiraukan petugas yang tengah mengamankan sejumlah pusat perbelanjaan di  Jalan Martadinata  dan Jalan A Yani. Mereka seolah tidak takut terpapar wabah virus Covid-19. 

Baca Juga: Update Virus Corona di Jawa Barat Minggu 10 Mei 2020, 202 Orang Dinyatakan Sembuh

"Percuma saja PSBB diberlakukan bila warga masih memadati pusat perbelanjaan dan supermarket. Seharusnya seluruh pertokoaan dan supermarket di pusat kota ditutup paksa  secepat. Tidak mungkin berhasil mencegah penyebaran virus Covid-19, bila warga masih berkerumunan dan memenuhi perbelanjaan dan supermarket," kata Pengamat Sosial Sukabumi, Andi Supriyadi, Minggu 10 Mei 2020.

Andi mengatakan, terkesan ada yang salah dalam penerapan PSBB di Kota  Sukabumi. Diduga tidak hanya informasi yang  bias atau tidak tersampaikankepada warga. Juga karena faktor kesadaran warga sangat rendah. 

"Ditambah tidak ada ketegasan petugas untuk meminimalisir kerumuman warga. Akhirnya, upaya memutus rantai penyebaran wabah Covid-19 tidak bisa tercapai. Justru yang terjadi dikhawatirkan penyebaran semakin tidak bisa terelakan," katanya. 

Baca Juga: Menperin Ancam Cabut Izin Operasional jika Industri Tak Patuh Protokol Kesehatan

Selain itu, kata Andi, keberadaan cek poin yang tersebar di sejumlah titik perbatasan tidak mampu secara efektif menghambat kedatangan warga. Dan, petugas seolah tidak mampu menghalau dan mengendalikan kedatangan warga. 

"Check Point diharapkan dapat mengendalikan warga, sama sekali tidak efektif dan berhasil. Sehingga kedatangan warga tidak bisa dihindarkan," katanya. 

Sebelumnya, seratus lebih warga, baik pengunjung maupun pedagang di pusat keramaian dan perbelanjaan di Kota Sukabumi, mengikuti rapid tes.  Mereka secara acak mendatangi petugas medis yang berada di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan A. Yani. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat