kievskiy.org

Kasus Covid-19 di Jawa Barat Mulai Landai, Sekda Jabar Singgung Pergeseran Kasus Aktif

Kasus harian Covid-19 di Jawa Barat saat ini kecenderungan menurun Sekda Jabar singgung soal pergeseran kasus aktif.
Kasus harian Covid-19 di Jawa Barat saat ini kecenderungan menurun Sekda Jabar singgung soal pergeseran kasus aktif. Rikrisnandar/Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Kasus harian Covid-19 di Jawa Barat saat ini kecenderungan menurun setelah awal Februari kasus harian mencapai 16.000 per hari.

Awal Maret ini, jumlah kasus harian di Jabar menurun hingga ke angka 4000an kasus sehari. Selain itu juga tingkat keterisian tempat tidur Covid-19 pun alami penurunan. Dari bed occupancy rate (BOR) 30 persen menjadi 25,9 persen per hari ini.

Demikian diungkapkan Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja usai memimpin rapat Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin 7 Maret 2022.

Tak hanya itu, kata Setiawan, tingkat kepatuhan warga Jabar terutama dalam penggunaan masker dan jaga jarak di lapangan pun tetap terjaga pada umumnya bahkan meningkat.

Baca Juga: Syarat Dihapus, Pelaku Perjalanan Domestik Tak Perlu Lagi Tunjukkan Bukti Negatif Tes Antigen atau PCR

Namun memang setiap kota kabupaten berbeda sehingga saat ini ada dua daerah yaitu Kota Sukabumi dan Kota Cirebon yang masuk PPKM Level 4, 22 kota kabupaten PPKM Level 3 dan tiga daerah PPKM Level 2.

"Di sisi lain, memang di sini terjadi pergeseran kasus aktif terutama setelah libur panjang akhir pekan lalu. Biasanya kalau liburan ke Jabar, kasus tertinggi kan DKI kemudian ketika liburan banyak ke Jabar, akhirnya banyak kasus di Jabar kalau ada liburan," katanya.

"Oleh karena itu, ketika Februari komposisi aglomerasi Bodebek dan Bandung Raya 70 persen dengan kontribusi Bodebek 40 persen dan Bandung Raya 30 persen, sekarang kontribusinya jadi terbalik," ujarnya.

Sehingga saat ini, kontribusi banyak di Bandung Raya menjadi 40 persen dan Bodebek jadi 30 persen karena ada pergeseran liburan tadi.

"Bodebek tidak terpisah dari DKI. Ketika DKI turun Bodebek turun," ucapnya.

Adapun penanganannya, kata dia, yaitu dua kunci dengan mengendalikan penggunaan masker dan juga percepatan vaksinasi.

Saat ini secara keseluruhan sudah mencapai 88,9 persen atau hampir 90 persen untuk dosis 1 dan 70 persen untuk dosis 2. Sementara lansia dan anak masing-masing dosis sudah di angka 70 persen.

Baca Juga: Nilai Kontrak Sirkuit Formula E Naik Rp10 Miliar, PDIP: Bisa Buat Penanggulangan Banjir

Omicron

Terkait Omicron, Setiawan mengatakan, meski gejala maupun efeknya ringan namun jangan sampai kelompok rentan atau yang memiliki komorbid turut terjangkit.

Sementara itu, terkait adanya indikasi pandemi menjadi endemi, Setiawan mengatakan, masih menunggu petunjuk pelaksanaan dari pusat karena untuk menentukan pandemi jadi endemi ini merupakan kewenangan pusat yang perlu melalui tahap penggodokan dari Kemenkes.

"Kalau kami lihat BOR dan isoter mostly di rumah masing-masing. Jadi saat ini masyarakat sudah lakukan kewaspadaan, dan ini paling penting kewaspadaan yang dilakukan masyarakat, dan itu harus dijaga jangan sampai menularkan ke anggota lain," ujarnya.

"Memang omicron 3-4 hari batuk sembuh kalau bisa pertahankan tadi jadi endemi jadi seperti flu. flu tidak menakutkan," katanya menambahkan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat