/photo/2022/02/23/3306707892.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Ketua F-PDIP Gembong Warsono menyebutkan bahwa nilai kontrak pembangunan sirkuit Formula E yang bengkak sebesar Rp10 miliar bisa dimanfaatkan untuk penanggulangan banjir.
Gembong Warsono sedari awal sudah curiga dalam proses pembangunan sirkuit Formula E mulai dari penetapan pemenang tender yang dinilainya mencurigakan.
"Itu sudah bisa menyelesaikan persoalan banjir itu," ujarnya saat dihubungi, Senin, 7 Maret 2022.
Kecurigaan Gembong Warsono semakin menguat karena saat ini ada item yang ditambah nilai nominalnya.
Baca Juga: Syarat Dihapus, Pelaku Perjalanan Domestik Tak Perlu Lagi Tunjukkan Bukti Negatif Tes Antigen atau PCR
"Jadi ditambah dari Rp50 miliar menjadi Rp60 miliar. Itu duit nenek moyangnya siapa," tuturnya.
Dia menyebutkan pembengkakan ini menunjukkan bahwa perencanaan pembangunan sirkuit Formula E tidak direncanakan dengan matang.
"Kalau kita merencanakan sesuatu kemudian dlm perjalanan terjadi pembengkakan yang luar biasa besar Rp10 M itu luar biasa besar itu. Artinya perencanaan dari Jakpro yang abal-abal. Perencanaan jelas abal-abal," tuturnya.
Terpisah, Penanggung Jawab Proyek Sirkuit Internasional Formula E Jakarta (Jakarta International EPrix Circuit/JIEC) dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Ari Wibowo mengonfirmasi penambahan anggaran dalam membangun sirkuit Formula E.
Baca Juga: Sandiaga Uno Fokuskan Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Majalengka Perpaduan Budaya dan Keindahan Alam
Ari Wibowo mengungkapkan, anggaran Rp60 miliar itu seluruhnya digunakan untuk pembangunan trek balapan mobil balap listrik Formula E.
Meski mengalami kenaikan biaya, Ari mengklaim bahwa biaya Rp60 miliar tersebut lebih rendah ketimbang perkiraan awal pembangunan proyek Formula E.
"Anggarannya ini kalau di tahap saat ini kami masih di Rp60 miliar. Saya tidak boleh masuk ke keseluruhan anggaran untuk penyelenggaraan event ini, karena itu di luar saya," ujarnya.***