kievskiy.org

Harga Gas LPG Nonsubsidi Meroket, Penjual: Kami Jualnya Juga Pusing

Pekerja merapikan gas elpiji nonsubsidi.
Pekerja merapikan gas elpiji nonsubsidi. /Antara/Raisan Al Farisi ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah ibu rumah tangga mengaku akan beralih ke gas elpiji 3 kg setelah harga gas elpiji nonsubsidi naik sekitar Rp2.000 per kilogram.

Hal itu untuk menghemat anggaran kebutuhan keluarga karena belakangan hampir semua harga barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan.

Rizki dan Tati, warga Desa Cikalong, Kecamatan Sukahaji, mengaku kaget dengan kenaikan harga gas yang cukup tinggi, hingga mencapai Rp230.000 untuk ukuran 12 kg. Padahal, biasanya dia hanya membeli Rp215.000.

Bahkan, akhir tahun lalu, harga gas 12 kg hanya Rp185.000, serta isi 5,5 kg hanya Rp80.000. Saat ini, harga meningkat tajam, tanpa sosialisasi yang jelas.

Baca Juga: Kasus Polisi Tembak Polisi, IPW Sarankan Kapolri Nonaktifkan Irjen Ferdy Sambo Selaku Kadiv Propam

Menurut mereka, kenaikan harga yang cukup tinggi di tengah harga yang serba mahal dan kebutuhan keluarga sedang naik, terutama menghadapi biaya sekolah anak di awal tahun ajaran baru, terasa memberatkan.

Penggunaan gas melon dinilai masih hemat karena satu gas melon bisa untuk sepekan. Sementara, gas elpiji 12 kg seharga Rp230.000 bisa bertahan hingga sebulan.

“Kalau dikalkulasi ya masih lebih hemat,” kata Rizki, kepada kontributor "PR" Tati Purnawati, Selasa, 12 Juli 2022.

Baca Juga: Penjualan Daging di Tengah Libur Idul Adha, Wabah PMK Pengaruhi Jumlah Pembeli

Hal senada disampaikan Dede, warga Cicenang yang mengaku sudah beberapa bulan menggunakan gas melon, tepatnya setelah terjadi kenaikan ketiga kalinya tahun ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat