kievskiy.org

Soal Anak Depresi Usai Dibully dan Dipaksa Setubuhi Kucing, Masyarakat Jangan Anggap Sepele Gurauan Anak

Ilustrasi bullying.
Ilustrasi bullying. /Pexels/Mikhail Nilov

PIKIRAN RAKYAT - Kasus kematian anak diduga usai mengalami bullying atau perundungan sebayanya di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat.

Masyarakat jangan menganggap sepele jika menemukan kejadian interaksi sesama anak yang dinilai tidak wajar.

Selain itu, masyarakat dapat langsung melerai atau melaporkan pada unit perlindungan dan perempuan anak melalui kader PKK setempat.

Demikian diungkapkan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat (DP3AKB Jabar) Anjar Yusdinar saat dihubungi pada Kamis, 21 Juli 2022.

Baca Juga: Kisah Tragis Korban Perundungan di Taksimalaya, Di-bully hingga Dipaksa Setubuhi Kucing

Hal itu diungkapkan setelah pihaknya melakukan kordinasi dengan Unit PPA Kabupaten Tasikmalaya terkait hal tersebut. Sejumlah informasi telah didapatkan UPTD PPA Jabar untuk ditindaklanjuti.

"Kejadian akhir Juni, katanya sudah selesai melalui fasilitasi RT/RW setempat secara kekeluargaan. Tapi yang terlewat itu penanganan terhadap korban, dan sayangnya tidak ada laporan pada Unit PPA setempat sehingga si anak diduga alami depresi berat karena malu dan pada akhirnya sakit, " tuturnya.

Untuk diketahui, korban merupakan anak laki-laki berusia 11 tahun, diduga mengalami perundungan dan menyetubuhi kucing oleh sejumlah anak-anak sebayanya. Tak hanya itu aksi perundungan tersebut direkam dan tersebar melalui media sosial.

Anjar menuturkan, saat ini pihaknya melakukan pemantauan dan kordinasi dengan Pemkab Tasikmalaya dan juga Polda Jabar terkait penanganan hukumnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat