PIKIRAN RAKYAT - Ancaman resesi tidak dapat dihindari, Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun turut menyiapkan sejumlah antisipasi dan mitigasi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Iendra Sofyan mengatakan, dalam penanganannya nanti pihaknya berkaca pada pengalaman mengendalikan pandemi Covid-19. Di antaranya penguatan potensi lokal.
"Potensi lokal ini akan menjadi tameng menghadapi isu resesi dengan mengoptimalkan potensi sumber daya alam, menguatkan industri besar dan industri kecil menengah (IKM) untuk ekspor," ujarnya pada diskusi dengan media dan mahasiswa di Kota Bandung, Selasa 18 Oktober 2022.
Iendra mengatakan, ekspor didorong guna meningkatkan potensi ekspor IKM yang masih dibawah 2 persen sedangkan ekonomi kreatif di angka 11 persen.
Baca Juga: Lesti Kejora dan Rizky Billar Gelar Acara Syukuran Setelah Berdamai, Lokasi Masih Misteri
Ekonomi Jawa Barat pada triwulan II 2022 tumbuh positif sebesar 5,68 persen (yoy) meningkat dibandingkan Triwulan II 2022 yang tumbuh sebesar 5,61 persen (yoy). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didorong oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor.
Dikatakan Iendra, penguatan IKM juga mengantisipasi ancaman krisis pangan. Dengan demikian, pihaknya memulai untuk meningkatkan kapasitas usaha dengan mematangkan konsep 1A (Administrasi) dan 4K (kualitas, kuantitas, kontinyuitas dan kemasan) pada pelaku IKM tersebut.
"Kami sepanjang 2022 ini sudah melakukan akselerasi sejumlah program guna mendongkrak laju perdagangan dan industri. Sejumlah program unggulan seperti Pasar Juara lewat revitalisasi pasar saat ini sudah mencapai 19 pasar rakyat dari target 25 pasar hingga 2023 mendatang," katanya.
Sementara untuk pasar rakyat ber-SNI dari target 10 pasar kini sudah mencapai 8 pasar. Sisa target menurutnya akan dikebut hingga akhir 2022 atau awal 2023.