PIKIRAN RAKYAT – Sekitar 10.000 warga Kota Bogor mengajukan untuk mendapatkan bantuan sosial selama masa pandemi.
Di sisi lain, berdasarkan hasil validasi Dinas Sosial Kota Bogor, ada 6.000 bansos tahap satu tidak tepat sasaran.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, Selasa, 23 Juni 2020 mengatakan, dinamika penyaluran distribusi bansos memang cukup rumit.
Baca Juga: Moon Ga Young Dilirik Jadi Tokoh Utama, Calon Pacar Cha Eun Woo di Drama Terbaru
Selama pandemi, Pemkot Bogor telah membuka aduan distribusi bantuan. Masyarakat pun dapat mengajukan permohonan bantuan melalui berbagai aplikasi di Kota Bogor.
“Mereka yang mengajukan bantuan baru dari berbagai aplikasi, ada sekitar 10 .000. Tapi setelah disandingkan lagi dengan data-data, kemungkinan hanya 9 ribu yang bisa dimasukkan ke dalam data penerima bansos baru,” ujar Dedie.
Menurut Dedie, saat ini dari 23 .000 kuota penerima bantuan sosial, ada 17,033 yang sudah didistribusikan. Sisanya, dinilai tidak valid karena setelah didata ulang, tidak masuk dalam kategori penerima bantuan karena sudah meninggal, berasal dari keluarga mampu, atau telah menerima bantuan sosial dari sumber lain.
Baca Juga: BTS Gelontorkan Uang Rp 14 Miliar untuk Kru Konser yang Terdampak Virus Corona
“Itu nanti yang 9000 kita masukkan ke kuota yang masih ada. Insya Allah dana bansos tahap dua akan genap 23 .000, memang yang valid hanya 17.033. Dengan tambahan data dari berbagai sumber, Insya Allah bisa dimasukkan,” kata Dedie.
Menurut Dedie, dari 9.000 data baru tersebut, masih ada kurang lebih 3 .000 data yang belum masuk kuota. Nantinya, sekitar 1.000 keluarga akan diusulkan pada program bantuan jaga asa. Sementara yang 2.000 keluarga diusulkan untuk masuk pada penambahan kuota penerima bantuan sebanyak 25 ribu.