kievskiy.org

Bahasa Indonesia Terdesak Bahasa Asing, Guru Besar Unpad Sebut Ada Pembiaran dari Pemerintah

Ilustrasi bahasa asing yang membuat bahasa Indonesia terdesak, simak komentar Guru Besar Unpad Prof Ganjar Kurnia.
Ilustrasi bahasa asing yang membuat bahasa Indonesia terdesak, simak komentar Guru Besar Unpad Prof Ganjar Kurnia. /Pixabay/Gerd Altmann Pixabay/Gerd Altmann

PIKIRAN RAKYAT – Perkembangan bahasa Indonesia meningkat pesat bahkan melebihi bahasa induknya, bahasa Melayu. Bahasa Indonesia memiliki keunggulan historis, hukum, dan linguistik.

Di tingkat internasional, bahasa Indonesia telah menjadi bahasa terbesar di Asia Tenggara dan persebarannya mencakup 47 negara di dunia.

Berdasarkan catatan riset etnolog yang dilaporkan pada Desember 2021, penutur bahasa Indonesia berjumlah 199 juta orang.

Di tengah terus meningkatnya kekayaan bahasa Indonesia, kini posisinya kian terdesak penggunaan bahasa asing, khususnya Inggris.

Baca Juga: Hampir Tak Mungkin Diraih, Simak Skenario Fabio Quartararo Bisa Juara Dunia MotoGP 2022

Terbukti di sekolah saja guru sudah dipanggil 'teacher' dan ibu guru menjadi 'miss'. Tak hanya di sekolah, penggunaan bahasa asing juga marak di media massa. Misalnya, penggunaan istilah 'breaking news' dan 'citizen'.

Di menu restoran, javanese salad with peanut sauce dibanderol Rp40.000 sedangkan gado-gado hanya Rp15.000. Ice lemon tea lebih mahal dari es teh lemon.

Deep-fried cabbage and carrots with flour dijual lebih mahal dibanding bakwan/bala-bala. Pun demikian dengan sticky rice filled abon with chicken wrapped in banana leaf yang sejatinya adalah lemper.

Kepala Pusat Digitalisasi Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjadjaran (Unpad) Ganjar Kurnia mengatakan, kondisi kian parah karena di pemerintahan saja penggunaan bahasa Inggris dibiarkan. Salah satunya adalah penamaan Bandung Command Center.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat