kievskiy.org

Pandemi Virus Corona, Kajian Implementasi Transportasi Trem Tertunda

 ILUSTRASI  trem.*/RAFAEL MARCHANTE/REUTERS
ILUSTRASI trem.*/RAFAEL MARCHANTE/REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - COLAS Group Indonesia, konsultan  transportasi publik Trem, mengajukan perpanjangan untuk menunda kajian implementasi  Trem  kepada Pemerintah Kota Bogor.  Dinas Perhubungan Kota Bogor  mengatakan,  Colas Group Indonesia  meminta  kajian trem bisa ditunda selama tiga bulan,  karena saat ini mereka tidak leluasa melakukan penelitian.

“Kemungkinan sampai September. Semua masih kajian, yes or no nya nanti.  Alasannya, mereka tidak bisa leluasa bergerak. Kondisinya berbeda,  menemui orang juga sekarang curiga-curiga,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Eko Prabowo,  Kamis 25 Juni 2020.

Eko mengatakan, sebenarnya pada 2020 ini, kajian terkait Trem harus sudah rampung. Colas Group Indonesia  melakukan kajian  pada pembangunan koridor 1 trem. Sementara untuk kajian koridor 2 hingga 4 dilakukan oleh Kota Bogor.

Baca Juga: MUI Kabupaten Bandung Usulkan Penyembelihan Kurban Diawali Stunning, Harry: Telah Ada Fatwanya

“Tapi mohon maaf, anggarannya kan ditarik semua, direfocusing. Kalau memang diperintahkan Dishub untuk melakukan kajian sekarang ya kita lakukan. Kalau enggak cukup ya tahun depan,” kata  Eko.

Menurut Eko, saat ini hampir separuh anggaran di Dinas Perhubungan Kota Bogor dipangkas dan dialihkan untuk penanganan Covid-19.   Oleh karena itu, ia tidak dapat memastikan apakah kajian trem di Kota Bogor bisa rampung tahun ini atau tidak.

“Kalau Colas selesai, ya yang penting pimpinan tahu,   keputusannya ada di pimpinan. Kalau  Colas selesai semua, ya tinggal ekspose,” ucap Eko.

Baca Juga: 42.725 Kasus Virus Corona Hanya dalam 24 Jam, Brasil Dihadapkan Sikap Presiden yang Kontroversial

 Saat ini, dari anggaran Rp 35 miliar Dishub Kota  Bogor,  sebanyak Rp 18 miliar dialihkan untuk penanganan virus Corona (Covid-19).    Meskipun hampir separuhnya dipangkas, beberapa  program strategis lain seperti  reduksi angkot 2:1 dan pengadaan alat KIR juga tetap berjalan. 

“Sudah ada yang berjalan Maret, jadi tidak bisa dijalankan. Kita harus jalan terus, dengan anggaran seadanya,” ujar Eko.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat