kievskiy.org

Pimpinan Pesantren Tanggapi Tudingan Denny Siregar, 'Mereka Hanya Menghibur Peserta Aksi 313'

Pesantren bantah ekploitasi anak, seperti yang dituduhkan penulis Denny Siregar.
Pesantren bantah ekploitasi anak, seperti yang dituduhkan penulis Denny Siregar. /Dok. Polresta Tasikmalaya

PIKIRAN RAKYAT - Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya membantah anggapan mengeksploitasi santri untuk ikut aksi 313, yang dituduhkan Denny Siregar.

Pihak pesantren mengatakan, keikutsertaan para santri berusia anak-anak dalam aksi 313 di Jakarta pada 2019 adalah untuk membaca Alquran, dan bernasyid. 

Pimpinan Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya, ustaz Ahmad Ruslan Abdul Gani mengatakan, keterlibatan para santri dalam aksi itu bukan untuk ikut turun ke jalan.

Baca Juga: Ada Diskon Hingga 50% Untuk Servis dan Perawatan Mobil Toyota di Auto2000

Apalagi, kegiatan itu bukanlah aksi politik, melaikan merupakan aksi bela Islam.

"Lagipula, mereka tidak teriak-teriak. Mereka hanya mengaji dan bermain nasyid, menghibur peserta aksi," kata Ahmad, Jumat, 3 Juli 2020.

Menurut dia, tak ada bukti para santri ikut teriak-teriak turun ke jalan. Santri mengikuti aksi dengan damai dan hanya mengaji di depan Masjid Istiqlal.

Baca Juga: Dua Pemain Persib Punya Kesan Sama usai Jalani Swab Test COVID-19

Kalau santri teriak-teriak, kata dia, baru itu dapat dikatakan radikal. Namun, saat itu santri hanya mengaji dan bermain nasyid.

Menurut Ahmad, pernyataan yang disebutkan Denny Siregar bahwa para santri itu adalah calon teroris merupakan tuduhan tak berdasar.

Denny dianggap mencemarkan nama baik para santri dan pesantrennya.

"Dia tak tahu kejadian tapi menuduh mereka calon teroris," kata dia.

Baca Juga: Empat Pencuri yang Resahkan Warga Jembrana Berhasil Ditangkap Tim Korawa Kepolisian

Alih-alih membuat pernyataan minta maaf, Denny justru mengelak bahwa foto itu merupakan obyek dari isi statusnya. Menurut Denny, dalam status terakhirnya, foto itu hanya ilustrasi yang memperkuat statusnya. 

Namun, ustaz Ruslan menganggap pengakuan itu justru membuat kesalahannya semakin tampak. Sebab, status mengenai santri telah lebih dulu dihapus. 

"Kalau ilustrasi itu kan menguatkan konten. Tapi saya paham bahasa. Dalam status itu, ia menjelaskan mengenai foto itu," kata dia.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat