kievskiy.org

Permintaan Kurban Naik, DKP3: Tak Ada Cek Poin dan Kalung Bebas Antraks, Covid-19 Anggaran Terbatas

Petugas DKP3 Kota Sukabumi,  tengah Memeriksa hewan kurban. Langkah tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran Anhtraks.
Petugas DKP3 Kota Sukabumi, tengah Memeriksa hewan kurban. Langkah tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran Anhtraks. /Pikiran-Rakyat/Ahmad Rayadie

PIKIRAN RAKYAT - Permintaan hewan ternak kurban di Kota Sukabumi, cenderung merangkak naik. Meski masih tersisa dua pekan menjelang Hari Raya Idul Adha, tapi permintaan pembelian hewan kurban telah mencapai kisaran 70 persen.

Kendati terjadi penurunan harga ternak berkisar 5 persen, tapi para pedagang mengaku tidak mempengaruhi aktivitasnya. Antusias warga membeli hewan ternak cenderung tidak menurun secara signifikan.

Padahal mereka sempat diliputi rasa cemas sering wabah Covid-19, sempat membayang-bayangi penjualan ternaknya.

Baca Juga: Meski Ada 10 CCTV, Israel Klaim Tak Punya Bukti Penembakan Mati Warga Palestina Penyandang Autis

"Kendati tidak seperti tahun tahun sebelumnya. Tapi terjadi lonjakan permintaan pembelian dalam dua pekan terakhir. Pandemi wabah tidak mempengaruhi warga untuk berkurban," kata salah seorang penjual ternak Pajagalan, Kecamatan Warudoyong, Iwan Hamid.

Iwan Hamid mengatakan untuk harga jual sapi qurban disetiap kios ternak mengalami. Misalnya, untuk jenis sapi lokal di bandrol dari yang paling murah Rp.15 juta per ekor hingga Rp. 65 juta untuk sapi jenis limosin.

Baca Juga: Inggris Akhirnya Blokir Huawei, Jadi Kemenangan 'Hasutan' AS

"Harga sapi besar stabil, kalo sapi sedang ada sedikit menurun, sapi jumbo masih dikisaran harga 65 Juta, kalo lokal dari harga 15 juta sampai 40 Juta, untuk domba sampai sekarang tidak ada penurunan harga masih standar tapi sudah banyak yang pesan," katanya.

Akibat Covid-19

Iwan Hamid mengatakan penurunan harga sapi dikhawatirkan berdampak covid. Terutama mengganggu invest di peternakan pada Idul Adha ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat