kievskiy.org

Bangkong Reang, Alat Pengusir Hama dari Bambu yang Jadi Kesenian Tradisional

Mahasiswa Marketing Communication (MC)-6  Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis (FKB), Universitas Telkom, sedang memegang alat musik kesenian tradisional Bangkong Reang dari Desa Wisata Lebak Muncang Ciwidey, Sabtu 7 Januari 2023.
Mahasiswa Marketing Communication (MC)-6 Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis (FKB), Universitas Telkom, sedang memegang alat musik kesenian tradisional Bangkong Reang dari Desa Wisata Lebak Muncang Ciwidey, Sabtu 7 Januari 2023. /Pikiran Rakyat/Adang Jukardi

PIKIRAN RAKYAT - Bangkong Reang awalnya berfungsi sebagai alat untuk mengusir hama burung, tikus, serangga dan hama padi lainnya di pesawahan. Lama-kelamaan, dengan suara yang unik mirip suara kodok, akhirnya warga setempat yang mayoritas berprofesi sebagai petani menciptakan Bangkong Reang menjadi alat musik tradisional di Desa Wisata Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Bangkong artinya kodok, dan Reang artinya ramai. Sehingga musik tradisional Bangkong Reang itu, suara kodok yang ramai. Terlebih kodok dipercaya oleh para petani sebagai hewan yang bisa mengusir hama padi. Alat musik Bangkong Reang, terbuat dari bambu hitam seperti bahan baku bambu untuk angklung dan calung.

Bagian tengah bambu sepanjang kira-kira 50 cm dihilangkan sebagian, sehingga menyisakan dua bagian bambu atas dan bawah atau kiri dan kanan. Ketika kedua bagian bambu itu beradu saat dipukulkan ke tangan, akan mengeluarkan bunyi mirip suara kodok.

Supaya suara kodok yang ramai itu berirama dibuat 6 potongan bambu yang suaranya bernada pentatonis, yakni da-mi-na-ti-la-da. Sehingga, alat musik Bangkong Reang itu dimainkan oleh 6 orang dengan nada yang berbeda-beda.

Baca Juga: Adakah yang Salah di Balik Megahnya Pembangunan Masjid Al Jabbar?

"Jadi awalnya, suara sepotong bambu yang mirip suara kodok itu hanya digunakan untuk mengusir hama di sawah. Sebab, warga yang mayoritas sebagai petani dan pekebun, ingin hasil panen padinya tetap melimpah tanpa terganggu hama. Karena suaranya unik, lalu diciptakan lah alat kesenian tradisional yang dinamakan Bangkong Reang," ujar Project Manager Apik 'Ucang, Martina Kusuma, di sela-sela acara Urban Village D' Fest bertema Sustainable Tourism, di Lapangan Parkiran Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom, Bandung, Sabtu 7 Januari 2023.

Dilatarbelakangi alat tradisional Bangkong Reang yang unik itu lah, kelompok mahasiswa Marketing Communication (MC)-6, menjadikan Bangkong Reang menjadi salah satu brand di Desa Wisata Lebak Muncang (Apik'Ucang) Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung.

"Di Desa Wisata Lebak Muncang ini, kami membuat brand banyak banget. Yang utama, kesenian tradisional Bangkong Reang ini. Kami berupaya memperkenalkan alat musik Bangkong Reang kepada masyarakat Bandung. Harapannya, bisa meluas sampai Jabar bahkan nasional. Sebab, masih banyak masyarakat yang belum tahu alat musik Bangkong Reang ini yang memiliki bentuk dan suara yang unik," ujar Martina.

Selama enam kali kunjungan ke Desa Wisata Lebak Muncang, kelompok mahasiswa MC-6 terus belajar mengenal alat pengusir hama itu lebih dalam, termasuk belajar cara memainkannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat