kievskiy.org

Kasus DBD di Jawa Barat Melonjak Selama 2022, Kota Bandung Tertinggi

Ilustrasi nyamuk penyebab DBD.
Ilustrasi nyamuk penyebab DBD. /Pixabay/Pete

PIKIRAN RAKYAT - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat selama tahun 2022 alami kenaikan dibanding tahun 2021 sebelumnya. Kenaikan jumlah kasus DBD tersebut sejalan dengan naiknya angka kematian akibat penyakit tersebut.

Dinas Kesehatan Jawa Barat mencatat, data DBD Jabar per 22 Desember 2022 yaitu sebanyak 36.608 kasus dengan 305 kematian. Kota dengan kasus tertinggi yaitu Kota Bandung dengan 5.205 kasus, Kabupaten Bandung 4.191 kasus, Kota Bekasi 2.442 kasus, dan Kota Depok 2.234 kasus.

Kota dengan Kematian Tertinggi yaitu Kabupaten Bandung dengan 48 kematian, Kota Tasikmalaya 29 kematian, dan Kabupaten Sumedang 17 kematian.

IR atau Angka Kesakitan DBD di Jawa Barat yaitu 72 kasus per 100.000 penduduk dengan persentase angka kematian (CFR) 0,83 persen.

Baca Juga: Kronologi Dua Mobil Terbakar di Tasikmalaya, Korban Rugi Puluhan Juta Rupiah

IR tertinggi Kota Sukabumi 309 kasus per 100.000 penduduk, Kota Tasikmalaya 270 kasus per 100.000 penduduk, Kota Bandung 201 kasus per 100.000 penduduk (Target IR Nasional <=10 kasus per 100.000 penduduk), sedangkan CFR tertinggi yaitu Kabupaten Banjar 2,7 persen dan Kabupaten Tasikmalaya 2,2 persen (target CFR <1 persen).

Sementara itu, total kasus DBD Jabar tahun 2021 periode Januari-Desember 23.959 dengan 212 kematian. Kota dengan kasus tertinggi yaitu Kota Bandung dengan 3.743 kasus, Kota Depok 3.155 kasus, Kabupaten Bogor 2.220 kasus, dan Kota Bekasi 2.006 kasus.

Kota dengan Kematian Tertinggi tahun 2022 yaitu Kabupaten Bandung 24 kematian, Kota Cimahi 22 kematian, Kabupaten Bogor 22 kematian, dan Kota Tasikmalaya dengan 21 kematian.

Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinas Kesehatan Jawa Barat, Yudi Koharudin menyatakan, kenaikan kasus pada 2022 karena dinas kesehatan di kota/kabupaten meningkatkan deteksi dini pada masyarakat yang mengalami demam yang lebih dari tiga hari untuk dilarikan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Selain itu, ditambah dengan musim pancaroba pada 2022 yang relatif lebih lama.

Baca Juga: Angka Kematian Akibat DBD di Kabupaten Bandung jadi Tertinggi se-Jawa Barat

"Ada pengaruh iklim tapi yang paling utama yang banyak kasus terjadi karena Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang kurang. Jangan sampai ada indukan nyamuk bisa berkembang di air menggenang di bekas sampah atau botol bekas atau jangan biarkan bak penampungan tidak dicuci," ujarnya, Kamis, 26 Januari 2023.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat