kievskiy.org

Asal-usul Nama Balubur dan Pakemitan di Jawa Barat

Potongan berita Koran Sipatahoenan pada Selasa 7 Mei 1940 yang menyebutkan nama wilayah Pakemitan di Bandung.
Potongan berita Koran Sipatahoenan pada Selasa 7 Mei 1940 yang menyebutkan nama wilayah Pakemitan di Bandung. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Tempat atau wilayah bernama Balubur dan Pakemitan cukup akrab di telinga masyarakat Jawa Barat. Kampung, desa hingga pusat perbelanjaan pun hingga kini masih menggunakan nama tua tersebut. Lalu apa arti kedua nama tersebut?

"Tanah yang mengelilingi kota-kota utama dan yang letaknya cukup jauh, disebut Baloeboer," tulis Andries de Wilde dalam bukunya, Priangan yang diterbitkan pada 1829 dan 1830.

Rupanya, nama tersebut memang disematkan dengan mengacu posisi dan jaraknya dari kota utama. Walau begitu, Andries menyatakan, daerah itu biasanya ditata dengan baik. "Para bupati dan keluarganya, bersama dengan penduduk lainnya di tempat itu memiliki sawah yang menghampar."

Balubur hingga kini masih dipakai sebagai nama wilayah di Kota Bandung. Namanya juga disematkan kepada pasar dan kini tempat perbelanjaan yang berada di sekitar kawasan Tamansari, Kota Bandung. Nama itu juga dikenal di Kabupaten Garut, yakni Balubur Limbangan. Balubur Limbangan dikenal sebagai nama kecamatan di wilayah tersebut.

Baca Juga: Asal-usul Nama Lembang, Berhubungan Erat dengan Air

Dalam pemberitaan koran-koran lawas, nama Balubur juga telah nongol. Koran berbahasa Sunda, Sipatahoenan pada Selasa, 4 Juni 1940 memberitakan rencana pemberian bantuan kepada warga Desa Balubur yang terdampak banjir besar Sungai Cikapundung.

"Sanggeus di bale desa Baloeboer, mimiti poekoel 5 pasosore toeloej di bale desa Lengkong oge baris dibagikeun doeit pertoeloengan ka sababaraha djelema noe djaradi wadalna tjaaah noe kasebut di wewengkon ieu desa (Setelah di Desa Balubur, mulai pukul 17.00, dibagikan pula bantuan uang untuk korban banjir di Desa Lengkong)."

Nama Balubur di Kota Bandung juga disebut dalam pemberitaan Sipatahoenan pada Senin, 20 Februari 1939 tentang warga daerah itu yang ditahan polisi. "Oe, oerang Baloeboer no 22/56, noe digawena di kebon sato toekang marab maoeung, lantaran hayang daging sapi (parab maoeng) geus ditahan koe poelisi, sabab manehna geus maling 5 Kg daging ti goedang di dierentuin."

Warta itu menceritakan penangkapan Oe, warga Balubur yang bekerja sebagai pemberi makan daging sapi untuk harimau di Kebun Binatang Bandung oleh polisi lantaran dituduh mencuri makanan si raja hutan tersebut sebanyak lima kilogram.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat