kievskiy.org

Kini Jadi Zona Orange, Pemkab Garut Evaluasi Izin Objek Wisata dan Pernikahan

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman memasangkan masker pada salah seorang pengunjung yang tak menggunakan masker saat mengunjungi salah satu kawasan objek wisata di wilayah Kecamatan Samarang. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan menurut Helmi menjadi penyebab melonjaknya jumlah kasus terkonfirmasi positif di Garut akhir-akhir ini.*
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman memasangkan masker pada salah seorang pengunjung yang tak menggunakan masker saat mengunjungi salah satu kawasan objek wisata di wilayah Kecamatan Samarang. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan menurut Helmi menjadi penyebab melonjaknya jumlah kasus terkonfirmasi positif di Garut akhir-akhir ini.* /Kabar Priangan/Aep Hendy

PIKIRAN RAKYAT - Dalam satu bulan ini, kasus warga yang terkonfirmasi positif di Kabupaten Garut mengalami peningkatan sehingga kini Garut dinyatakan sebagai zona orange. Hal ini menjadi perhatian Pemkab Garut sehingga sejumlah langkah antisipasi dan penanganan kini tengah disiapkan.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, menyebutkan peningkatan jumlah warga yang terkonfirmasi positif diakibatkan tingkat kesadaran masyarakat yang kurang. Penurunan kesadaran warga terjadi sejak pemeritah memperbolehkan kembali sejumlah kegiatan dilaksanakan di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Di masa AKB ini, kita kan telah memperbolehkan objek wisata untuk dibuka kembali untuk umum, begitupun hajatan dalam acara pernikahan juga sudah kita perbolehkan. Namun hal ini tak diimbangi dengan kesadaran masyareakat sehingga kini kasus Covid-19 di Garut kembali melonjak," ujar Helmi, ditemui di rumah dinasnya, Jumat 21 Agustus 2020.

Baca Juga: Iran: AS Tak Punya Hak Tuntut Pemulihan Sanksi PBB

Atas dasar hal ini, kata Helmi, pihaknya mewacanakan untuk mengevaluasi pembukaan objek wisata serta penyelenggaraan acara pesta pernikahan. Kedua hal ini dinilai rentan menimbulkan penyebaran Covid-19 karena mengundang kerumunan massa sedangkan kesadaran masyarakat untuk memakai masker juga rendah, begitu pun social dan physical distancing yang sulit diterapkan.

Disampaikan, Helmi, selama ini dirinya telah melakukan peninjauan terhadap sejumlah objek wisata yang kini mulai ramai lagi dikunjungi wisatawan. Ternyata, banyak pengunjung yang melanggar protokol kesehatan dengan tidak menggunakan masker sehingga hal ini bisa menimbulkan kerentanan penyebaran Covid-19.

Meskipun di sisi lain pihak pengelola objek wisata sudah berupaya menerapkan protokol kesehatan dengan melakukan pemeriksaan suhu tubuh, pemberian handsanitizer, serta mewajibkan pengunjung untuk menggunakan masker, akan tetapi masih banyak pengunjung yang bandel.

Baca Juga: [UPDATE] Kasus Corona DKI Jakarta 21 Agustus 2020, Naik Jadi 32.398 Orang Positif

Pengunjung hanya menggunakan masker saat mau masuk kawasan objek wisata karena ada pemeriksaan yang dilakukan petugas, akan tetapi setelah berada di dalam kawasan objek wisata, mereka malah menanggalkan maskernya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat