kievskiy.org

Jamasan Pusaka di Keraton Kasepuhan, Termasuk Peninggalan Sunan Gunung Jati dan Pangeran Cakrabuana

Tradisi Jamasan di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Tradisi Jamasan di Keraton Kasepuhan Cirebon. /Dok. Pengurus Keraton Kasepuhan Cirebon

PIKIRAN RAKYAT - Memasuki bulan Muharram ada yang rutin dilakukan oleh pihak Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, tradisi tersebut dilakukan dalam merawat barang pusaka peninggalan zaman dulu, tradisi itu bernama Jamasan Pusaka.

"Jamasan pusaka dilakukan selama 10 hari di awal bulan Muharram, yaitu dari tanggal 1-10 Muharram. Tradisi tersebut sudah dilakukan turun temurun dilakukan pihak Keraton Kasepuhan Cirebon," ungkap Kepala Bagian Adat Tradisi Keraton Kasepuhan Cirebon Elang Ayi.

Ia menjelaskan, dalam tradisi sendiri ada seribu lebih pusaka berbentuk keris, pedang, tombak dan lainnya yang dikeluarkan dari tempatnya.

Baca Juga: Gempa Bumi 5,7 Magnitudo Guncang Wilayah Bengkulu Sabtu Pagi

Cara mencucinya sendiri cukup sederhana, pertama dikeluarkan kemudian direndam menggunakan air kelapa kemudian gosok menggunakan jeruk nipis.

"Kemudian dibersihkan pakai air bunga kemudian dibersihkan pakai air biasa, dijemur, diberi minyak anti karat, diberi minyak wisik, dikasih asap dupa setelah itu disimpan lagi ke tempatnya, namun tidak semua di bersihkan dengan cara direndam, karena ada juga pusaka berbentuk buku dan barang lainnya," jelas Elang Ayi.

Elang Ayi menambahkan dari sekian pusaka, ada beberapa pusaka yang istimewa seperti pusaka peninggalan Pangeran Cakrabuana, peninggalan Sunan Gunung Jati, dan juga masyarakat terdahulu.

Baca Juga: Sanggah Tuduhan Pakai Rp90,45 Miliar untuk Influencer, Pemerintah: Tidak Semua untuk Mereka

"Namun di Cirebon setiap masing-masing pusaka, tidak ada nama tersendiri sebagai penandanya," ungkap Elang Ayi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat