kievskiy.org

Dorong Diversifikasi Tani, Wabup Majalengka Minta Petani Jangan Andalkan Padi karena Rugi

Ilustrasi petani.
Ilustrasi petani. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D Mardiana menyarankan semua petani padi melakukan diversifikasi pertanian agar bisa menguntungkan. Menurutnya, jika hanya  menanam padi, petani tidak akan mendapat keuntungan yang lebih, bahkan kemungkinan merugi.

Lebih lanjut, dia menilai petani kesulitan meraup keuntungan dari bertani padi jika harga gabah terjun bebas. Apalagi jika areal sawah terbatas dan pengolahannya mengandalkan orang lain, atau orang Sunda menyebutnya “sarwa muruhkeun”.

“Kalau bertani padi hasilnya hanya bisa menutupi modal yang sudah dikeluarkan, apalagi jika harga gabah merosot tajam, bukan untung yang terjadi malah rugi,” kata Tarsono.

Kondisi tersebut terjadi karena biaya garap dan pestisida yang mahal. Apalagi jika pupuk yang digunakan adalah pupuk nonsubsidi karena tidak memiliki kartu tani. Selain itu, petani harus menyiapkan pompa untuk menyedot air dari sungai atau situ saat musim kemarau.

Baca Juga: Sawah Tempat Satu-satunya Petani Cipatat Gantungkan Hidup Kini Diincar Proyek Jalan Lingkar Padalarang

Menurutnya, petani harus bersedia mulai menggunakan pupuk organik untuk pemupukan tanamannya, dan tidak lagi bergantung pada pupuk kimia yang harganya lumayan mahal.

Dia menilai, petani harus bisa meraup keuntungan lebih jika melakukan diversifikasi tani, misalnya menanam palawija atau memeliharan ternak seperti kerbau, sapi, dan lainnya.

Dengan beternak, petani bisa mendapatkan pupuk organik dari kotoran ternak. Dengan begitu, pemupukan tidak bergantung pada pupuk kimia, dan bahkan tidak perlu membeli pupuk lagi

“Saya bisa ngomong begini karena saya mengalaminya. Saya bertani padi juga beternak, sekarang tidak menggunakan pupuk kimia tapi sudah ke pupuk organik,” ungkap Tarsono.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat