/photo/2023/08/30/734635824.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Sepanjang Agustus 2023, curah hujan tak kunjung turun di Kabupaten Karawang. Akibatnya, 1000 hektare sawah di daerah tersebut dilanda kekeringan, sementara warga lima desa di Karawang selatan mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
"Sudah ada seribuan hektare sawah yang mengering, tersebar di beberapa kecamatan," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKP) Karawang, Asep Hazar pada Rabu, 30 Agustus 2023.
Disebutkan, data sawah kekeringan itu di antaranya Kecamatan Pakisjaya 50 hektare, Banyusari 600 hektare, dan sebagain kecamatan Jatisari. Kekeringan tidak melulu disebabkan akibat perubahan iklim, tapi karena saluran irigasi mengalami sedimentasi.
Misalnya di Pakisjaya, di Kecamatan tersebut saluran irigasi dipenuhi eceng gondok dan mengalami pendangkalan. Akibatnya air tidak bisa mengalir ke petakan-petakan sawah.
Baca Juga: Di Hadapan Menkes, Anggota Komisi IX DPR Beri Usul Atasi Polusi Jakarta: Ngundang Pawang Hujan Dulu
Untuk mengatasi sedimentasi, kata Asep, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk melakukan pengerukan. Hanya saja pengerukan di beberapa titik ada yang tidak bisa dilakukan dengan alat berat karena harus melintasi pemukiman.
"Kami melakukan secara manual dengan melibatkan kelompok-kelompok tani, pemerintah desa, kecamatan, dan Dinas PUPR," ujar Asep.
Kekeringan ternyata tidak hanya berdampak pada area pertanian. Warga lima desa di Kecamatan Tegalwaru mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
Pasalnya, sumur milik warga tak lagi mengeluarkan air, debit sungai pun semakin mengering. Warga kini hanya mengandalkan air bersih kiriman dari Pemkab Karawang dan pihak swasta.