kievskiy.org

Saking Anjloknya Harga, Petani di Majalengka Bebaskan Warga yang Ingin Memetik Sayuran Sepuasnya

Eem (70) warga Desa Sanghyang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka melihat tanaman cabenya di Blok Maranggi desa setempat yang dibiarkan tidak dipanen karena harganya anjlok, hanya Rp 5.000 per kg, Rabu 2 September 2020.*
Eem (70) warga Desa Sanghyang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka melihat tanaman cabenya di Blok Maranggi desa setempat yang dibiarkan tidak dipanen karena harganya anjlok, hanya Rp 5.000 per kg, Rabu 2 September 2020.* /Kabar Cirebon/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Petani sayuran di Desa Sanghyang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka mengeluhkan harga beragam sayuran yang anjlok sejak sebelum perayaan HUT RI, 17 Agustus lalu, yang mengakibatkan kerugian besar.

Sebagian petani membebaskan tanaman sayurannya untuk dipetik warga berapapun banyaknya, dengan alasan jika dipanen dan dijual harganya malah semakin rugi.

Heroyati, seorang petani warga Sanghyang bahkan memposting kebun sayurnya di Facebook dan menawarkan kepada teman-temannya untuk mengambil sayurannya di kebun miliknya di kawasan Blok Sawiyah, Desa Sanghyang yang jika dipanen diperkirakan memperoleh sekitar 2 tonan.

Baca Juga: Cara Sederhana Menghargai Hidup, Mulai Bersyukur dan Memberi

“Nu peryogi pecay merapat..., lokasi puncak Sawiyah, silahkan potong sendiri bawa sepuasnya.., gratis, tiis stok 2 ton lebih”

Aalsannya harga pecay saat ini hanya Rp200 per kg, kalau dipanen ongkos panen dengan harga jual tidak akan tertutupi. Dia menyebutkan kebunnya segera akan diganti dengan tanaman bawang daun.

Para petani di wilayah tersebut mengatakan hampir semua jenis sayuran ambruk, tidak hanya pecay namun juga cabe keriting yang hanya Rp5.000 per kg, kol Rp700 per kg, tomat Rp1.500 per kg, dan beberapa jenis sayuran lainnya.

Baca Juga: 5 Pengganti Tepung Maizena untuk Makanan, Bisa Pakai Kentang?

Hanya saja mulai Selasa kemarin ada beberapa komoditi yang mulai beranjak naik sehingga berupaya untuk dipanen. Namun bagi komoditas yang harganya masih anjlok dibiarkan tak dipanen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat