kievskiy.org

Dari Labu hingga Cabe Kriting, Harga Sayuran Anjlok, Petani Pilih Tak Panen, Tak Jual ke Pasar Induk

Petani Kp.Cisurupan Desa Cukang Genteng tertegun melihat kol dan tomatnya yang dibiarkan tak dipanen, Jumat 14 Agustus 2020.
Petani Kp.Cisurupan Desa Cukang Genteng tertegun melihat kol dan tomatnya yang dibiarkan tak dipanen, Jumat 14 Agustus 2020. /Pikiran-Rakyat.com/Sarnapi

PIKIRAN RAKYAT - Untuk mencapai Kp. Cisurupan, Desa Cukang Genteng, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, butuh perjuangan tersendiri. Jalanan sempit dan naik dengan beberapa tanjakan cukup membuat adrenalin terpacu.

Kampung Cisurupan terkenal sebagai sentra pertanian sayur-sayuran khususnya labu, buncis, tomat, dan cabai.

"Hanya seledri dan wortel yang tidak ditanam masyarakat Kp. Cisurupan ini," kata Ketua RW 12 Kp. Cisurupan, Dodi Rosadi, Jumat 14 Agustus 2020.

Baca Juga: Bambang Soesatyo Ungkap Sidang Tahunan MPR Miliki Arti Penting bagi Lembaga Negara

Dia menambahkan, dari 96 kepala keluarga (KK) sebanyak 95 persen petani dengan setengahnya memilih bertanam labu.

"Hanya harga labu mulai akhir Juli ini jatuh sampai Rp 700,- per kilogram dari biasanya Rp 6.000 bahkan Rp 7.000 per kilogram saat musim kemarau seperti sekarang," ujarnya.

Demikian pula dengan cabe keriting yang harganya Rp 4.000/kg sehingga para petani rugi.

Baca Juga: 5 Unit Ruko di Jalan Mataram Kuta Dilahap si Jago Merah, Kerugian Ditaksir Capai Rp500 Juta

"Kalau sayuran petcai malah dipanen lalu dibagikan ke warga yang mau sebab tidak ada harganya. Daripada dikirim ke Pasar Induk Caringin pasti butuh biaya transportasi sehingga akhirnya dibagikan kepada warga yang mau," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat