kievskiy.org

Ratusan Hektare Sawah di Ciamis Terancam Kering dan Puso

Ilustrasi kekeringan.
Ilustrasi kekeringan. /ANTARA/Rahmad

PIKIRAN RAKYAT - Sedikitnya 108 hektare tanaman padi di Tatar Galuh Ciamis puso dan ratusan hektare lainnya terancam kekeringan. Untuk menyelamatkan persawahan, petani diminta melakukan pergiliran pengairan dan pompanisasi.

Sebagian besar areal persawahan yang dinyatakan puso berada di wilayah Kecamatan Banjarsari dan Pamarican. Kedua wilayah tersebut selama ini menjadi lumbung padi Ciamis. Diperkirakan kerusakan padi sawah bakal meluas, apabila kemarau terus berkepanjangan.

“Sampai saat ini sedikitnya sudah 108 padi sawah yang puso, sedangkan ratusan hektare lainnya terancam. Kami berharap agar tanaman padi yang terancam tersebut dapat diselamatkan,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis Slamet Budi Wibowo, usai menghadiri Training of Farmer (TOF) Petani Milenial di Kelurahan Benteng, Ciamis Selasa, 10 Oktober 2023.

Dia menambahkan, ratusan hektare sawah yang rusak dibagi menjadi tiga kategori. Seluas 18 dalam kondisi rusak ringan, 103 hektare rusak sedang, dan 86 hektare rusak berat. Tanaman padi sawah tersebut masih dapat diselamatkan hingga panen, dengan catatan harus mendapatkan pasokan air yang cukup.

Baca Juga: Dampak El Nino, Suhu Panas Tertinggi di Jabar Capai 38,4 Derajat Celsius

Salah satu upaya yang dilakukan, lanjut Budi yang didampingi Analis PSP (Prasarana dan Sarana Pertanian) Farid Hilmy, adalah melaksanakan pompanisasi serta penggiliran air. Pompanisasi air dilaksanakan di areal persawahan yang lokasinya masih memiliki sumber air untuk pengairan, seperti aliran sungai dan lainnya. Letak sumber air tersebut lebih rendah dibanding areal persawahan.

“Langkah lainnya adalah dengan melakukan penggiliran air. Ada penjadwalan pengairan, sehingga areal persawahan mendapat pasokan air cukup. Saat ini kelompok tani sudah punya mesin pompa air, yang bisa dipakai bergantian. Apabila tidak ada penanganan lanjutan, ancaman puso bertambah,” ujarnya menjelaskan.

Budi mengungkapkan, beberapa hal yang mengakibatkan tanaman padi yang saat ini terancam mati akibat kekeringan bahkan puso. Salah satu diantaranya adalah petani terlambat tanam, selain itu juga kesalahan saat memprediksi cuaca.

“Bisa karena terlambat tanam. Dapat juga karena salah memperkirakan, seperti berharap hujan dan masih banyak sumber air, ternyata kemarau panjang, sumber air menipis,” tutur Farid.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat