kievskiy.org

Kebakaran TPA dan TPS Sering Terjadi, Pemprov Jabar Dituntut Evaluasi Pengelolaan Sampah

Pemandangan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, kawasan Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Kamis, 2 November 2023. Pemprov mesti mengevaluasi pengelolaan sampah di wilayahnya setelah insiden kebakaran terjadi di sejumlah TPA dan TPS wilayah Jawa Barat.
Pemandangan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, kawasan Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Kamis, 2 November 2023. Pemprov mesti mengevaluasi pengelolaan sampah di wilayahnya setelah insiden kebakaran terjadi di sejumlah TPA dan TPS wilayah Jawa Barat. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat meminta Pemerintah Provinsi Jabar segera mengevaluasi pengelolaan sampah di wilayahnya dengan serius. Soalnya, tercatat ada 32 kasus insiden kebakaran sampah di TPS serta TPA di seluruh kabupaten/kota di wilayah Jabar.

Pemprov harus segera memanggil pemerintah kabupaten/kota yang memiliki kontribusi dalam pembuangan sampah kepada TPA dan TPS itu. Selain itu, perlu dibuat konsep tata kelola sampah dengan baik, tanpa menjalankan praktik yang buruk. "Misal konsep yang mesti dijalankan ke depan itu bukan dengan konsep Tumpuk, Angkut, Buang (TAB)," kata Direktur Eksekutif Walhi Jabar Wahyudin dalam pesan tertulisnya, Kamis, 2 November 2023. Pemerintah kabupaten/kota pun diarahkan menjalankan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) atau mengurangi, menggunakan ulang, dan mendaur ulang.

Anggaran yang dialokasikannya, lanjut Wahyudin, bukan untuk biaya pengangkutan. "Melainkan anggaran yang mampu memperkuat upaya warga yang selama ini menjalankan konsep 3R tersebut. Buruknya tata kelola sampah, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti juga disorot Walhi. ‎"Sistem yang dijalankan hanya dengan pendekatan tumpuk, angkut dan buang. Sangat jauh dari yang semestinya lebih bisa dijalankan dari konsep tersebut," kata Wahyudin. TPA tersebut juga diduga masih menggunakan sistem open dumping.

Baca Juga: Pemkot Bandung Lanjutkan Penjajakan dengan Pemkab Sumedang Ihwal Penggunaan TPA Cijeruk

Pasalnya, tak ada penanganan khusus terhadap sampah yang dibuang di sana. Sistem itu tidak akan mampu menjawab terhadap akar masalahnya. Permasalahan-permasalah seperti kebakaran, pencemaran lindi, dan terganggunya kesehatan warga pun mengintai. Penimbunan tumpukan sampah dengan tanah yang dilakukan di Sarimukti juga dipertanyakan.

"Sampah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pelapukan yang lebih lama dan cenderung akan memberikan dampak sisi buruk terhadap pencemaran air bawah tanah dari cairan sampah yang terurai," ujar Wahyudin.

Harapan akan adanya perbaikan pengelolaan sampah di TPA juga muncul dari Mimin Widarya (53), warga Kampung Cinagrog, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, KBB. Kala TPA Sarimukti terbakar, Mimin mengaku asapnya sampai ke Cinagrog. Untuk itu, ia meminta pengelolaan sampah ke depan mesti diperbaiki agar tak menimbulkan dampak buruk yang sempat dirasakannya. "Satiasa-tiasa tong kajantenan deui (Sebisa-bisa jangan terulang lagi seperti kebakaran)," ucapnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat