kievskiy.org

Cap Go Meh di Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin Majalengka, Sederhana tapi Penuh Makna

Seorang remaja tengah sembahyang pada peringatan Cap Go Meh di Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin Majalengka.
Seorang remaja tengah sembahyang pada peringatan Cap Go Meh di Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin Majalengka. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Lilin berwarna merah dengan beragam ukuran terus menyala di Vihara Pemancar Keselamatan atau Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin Majalengka, pengunjung dari beragam umat keagamaan lalu lalang mendatangi kelenteng dan menyampaikan ucapan selamat Cap Go Meh.

Perayaan Cap Go Meh di kelenteng tersebut cukup sederhana, tidak ada pentas barongsai, wayang potehi ataupun kesenian khas Tionghoa lainnya.

Akan tetapi, di altar tempat umat Budha beribadah lengkap dengan sesajen yang biasa dihidangkan pada upacara Cap Go Meh terutama makanan khas Cap Go meh yakni lontong sayur atau opor kuning lengkap dengan lontong nan empuk.

Buah–buahan aneka warna yang melambangkan unsur logam, kayu, air, tanah, dan api tersaji di altar tempat beribadah demikian juga dengan aneka kue basah.

Seorang remaja tengah sembahyang pada peringatan Cap Go Meh di Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin Majalengka.
Seorang remaja tengah sembahyang pada peringatan Cap Go Meh di Kelenteng Hok Tek Tjeng Sin Majalengka.

Cap Go Meh sendiri kata Pembina Kelenteng Edhy Subarhi bisa dirayakan semua etnis Tionghoa tidak hanya umat Budha atau Kong Hu Cu, tak heran jika pada acara Cap Go Meh banyak yang berkunjung ke kelenteng ataupun ke rumah.

Mereka yang datang ikut menikmati lontong Cap Go Meh yang langsung disajikan pengurus kelenteng.

“Cap Go Meh itu upacara atau ibadah akhir dari perayaan Tahun Baru Imlek. Ini biasa dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. Jadi akhir dari rangkaian ibadah yang sudah dilaksanakan. Di kami paling padat ibadah itu menjelang imlek hingga sekarang Cap Go Meh, dan empat kali di bulan Maret, setelah itu ibadah setiap tanggal 15 di bulan purnama,” kata Edhy.

Menurutnya di Bulan Maret rangkaian ibadah masih cukup sibuk karena masih ada sembahyang Magha Puja, Go Lo Jay Sin Ya, Pengingatan Dewa Bumi, dan Dewi Welas Asih.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat