kievskiy.org

Apa Itu Munggahan? Tradisi Urang Sunda Menyambut Ramadhan

Munggahan. Lima Tradisi Unik Bulan Ramadhan di Indonesia yang Selalu Bikin Rindu
Munggahan. Lima Tradisi Unik Bulan Ramadhan di Indonesia yang Selalu Bikin Rindu /Pikiran Rakyat/Hilmi Abdul Halim

PIKIRAN RAKYAT - Menjelang puasa Ramadhan, umat muslim di Indonesia (khususnya Sunda) memiliki tradisi bernama munggahan. Munggahan merupakan tradisi turun temurun dan mengakar yang dilakukan masyarakat Muslim menjelang pelaksanaan awal ibadah puasa.

Munggahan dipahami sebagai tradisi ajang silaturahmi, kumpul-kumpul, atau kegiatan saling memaafkan di antara sesama anggota keluarga, sesama teman, tetangga, dan handai taulan.

Pada masyarakat yang masih memegang prinsip primordial, tradisi munggah juga kadang disertai dengan kegiatan bersih desa, ziarah kubur (nyekar atau nadran) kepada para pendahulu, orangtua, ataupun kepada para guru yang telah tiada.

Arti Munggahan

Prof Jakob Sumardjo dalam buku “Sunda Pola Rasionalitas Budaya” (Kelir, 2015: hal.324-328) mengungkapkan bahwa munggahan yang dilakukan sebelum puasa Ramadhan dan menjelang akhir Puasa, sebenarnya mempunyai arti bahasa yang sama, yaitu naik. Arti naik ini berkaitan dengan arah di zaman nenek moyang Indonesia.

Pada zaman pra-modern, hanya dikenal komunikasi sosial lewat sungai. Hampir semua hunian tua di Indonesia selalu berada di tepi sungai. Sungai merupakan jalan raya bagi nenek moyang kita.

Pembuatan jalan baru diperlukan ketika lembaga kerajaan mulai dikenal masyarakat Indonesia. Sebab, sungai merupakan sarana komunikasi dan transportasi yang vital, maka dikenal adanya istilah arah hulu dan hilir, mudik dan muara.

Pada masa itu, jika seseorang mengatakan mau mudik, jelas artinya mau pergi ke hulu. Sedangkan jika mau ke hilir, berarti mau ke arah muara.

Orang yang menuju ke hulu dapat berarti 'naik', 'munggah', 'pulang', 'ke hutan', 'ke kebun', 'ke bukit', 'ke kampung'. Sedangkan orang yang menunjuk ke hilir dapat berarti 'pergi', 'keluar', 'ke pasar', 'merantau', 'kerja'.

Dengan demikian arah hulu lebih bermakna 'perempuan' dan hilir bermakna 'lelaki'. Perempuan adalah hulu atau rumah atau kampung halaman. Lelaki adalah hilir yaitu luar atau asing, atau merantau.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat