kievskiy.org

Menilik Tradisi Misalin Ciamis Jelang Ramadhan yang Sarat Makna

Menjelang bulan Ramadhan, warga Desa Cimaragas, Kabupaten Ciamis menggelar tradisi Misalin di Situs Sanghyang Cipta Permana Prabu di Galuh Salawe, Minggu, 3 Maret 2024.
Menjelang bulan Ramadhan, warga Desa Cimaragas, Kabupaten Ciamis menggelar tradisi Misalin di Situs Sanghyang Cipta Permana Prabu di Galuh Salawe, Minggu, 3 Maret 2024. /Pikiran Rakyat/Nurhandoko Wiyoso

PIKIRAN RAKYAT - Menjelang bulan Ramadhan, warga Desa Cimaragas, Kabupaten Ciamis menggelar tradisi Misalin. Ritus budaya turun temurun ini dilaksanakan di Situs Sanghyang Cipta Permana Prabu di Galuh Salawe, Minggu, 3 Maret 2024.

Tradisi yang sarat makna ini mulai dari malam hari menjelang Misalin. Diawali dengan ngadamar atau memberitahu warga bakal digelar Misalin. Kemudian menyalakan 25 oncor atau dian di sekitar lokasi.

Termasuk tawasul dan doa bersama di dalam situs. Selanjutnya digelar atraksi budaya, seperti tari silat akhiri makan bersama. Tidak ketinggalan debus.

Seiring dengan perkembangan, juga pagi hari, memandikan lima anak, yang secara implisit membersihkan diri. Mengganti pakaian yang dikenakan juru kunci Situs Sanghyang Cipta Permana Prabu di Galuh Salawe.

Salah satu atraksi yang memikat yakni penampilan tari dan lagu dengan instrumen kolotik atau kolotok leutik. Kolotik sebutan untuk kolotok berukuran kecil. Kolotok sendiri seperti lonceng dari kayu, untuk kalung ternak sapi atau kerbau.

Di antara warga yang ikut Misalin, tampak Juru kunci Situs Salawe Abah Latif dan penggagas pertama kolotik Abah Nani, utusan dari Sumedang larang dan lainnya.

Menjelang bulan Ramadhan, warga Desa Cimaragas, Kabupaten Ciamis menggelar tradisi Misalin di Situs Sanghyang Cipta Permana Prabu di Galuh Salawe, Minggu, 3 Maret 2024.
Menjelang bulan Ramadhan, warga Desa Cimaragas, Kabupaten Ciamis menggelar tradisi Misalin di Situs Sanghyang Cipta Permana Prabu di Galuh Salawe, Minggu, 3 Maret 2024.

Selain itu Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Ciamis, Erwan Darmawan, Kepala Dinas Pariwisata Budi Kurnia, termasuk dari Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah 9.

Tradisi Misalin ini sudah masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Penetapan tersebut dimaksudkan agar tradisi ini tetap lestari.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat