PIKIRAN RAKYAT - Dua hari berturut-turut Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat didera guncangan gempa.
Pada Minggu 25 Oktober 2020, gempa berkekuatan 5,9 Magnitudo, lalu Senin, 26 Oktober Pangandaran diguncang gempa 4,5 Magnitudo.
Setelah itu, muncul hoaks yang mengaitkan gempa di Pangandaran dengan hasil penelitian yang menunjukkan potensi tsunami 20 meter.
Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Berikan Imun Kepada Pasien Positif, Dampak Terasa pada Remaja dan Orang Dewasa
Berita-berita palsu beredar di media sosial, mengenai gempa dan tsunami di Pangandaran, yang berdampak pada keterisian hotel.
Wisatawan diakui pengusaha, ramai-ramai membatalkan pesanan, akibat hoaks gempa dan tsunami.
"Untuk cancelation sampai saat ini sudah mencapai 10 persen untuk di hotelnya. Pascagempa kemarin, ini pun terjadi akibat maraknya berita hoaks di media sosial tentang dikaitkannya gempa kemarin terhadap isu tsunami padahal, BMKG sudah merilis gempa itu sama sekali tidak memicu tsunami," kata General Manager The Arnawa Hotel, Abi Kuswanto, Selasa, 26 Oktober 2020.
Baca Juga: Ikut MotoGP 2021, Mandalika Racing Team Dapat Dukungan dari 5 BUMN
Padahal, seperti Pikiran-rakyat.com kutip dari RRI, Abi mengatakan, setiap hotel memiliki mitigasi bencana.
Mulai dari pemetaan titik aman untuk berkumpul, membaca tanda tanda alam sebagai sinyal bencana, hingga pelatihan evakuasi ketika gempa terjadi.