kievskiy.org

Sejarah Penulisan Hadis Sebelum dan Setelah Rasulullah SAW Wafat

Ilustrasi.
Ilustrasi. /Pixabay/mucahityildiz

PIKIRAN RAKYAT - Bagi umat Islam, hadis menjadi sumber hukum kedua setelah Al-Quran.

Menurut istilah, hadis adalah berita yang datang dari Rasulullah SAW, baik mengenai ucapannya, perbuatannya, atau perbuatan dan ucapan sahabat yang berhubungan dengan perkara agama yang disetujui atau dibenarkan oleh Rasulullah SAW.

Dalam penulisannya, hadis pun dibagi menjadi dua, yakni pada masa Nabi Muhammad SAW dan setelah Nabi Muhammad SAW wafat.

Berikut Pikiran-Rakyat.com kutip dari buku 'Almanak Alam Islami Sumber Rujukan Keluarga Muslim Milenium Baru' terbitan Pustaka Jaya yang ditulis oleh Rachmat Taufiq Hidayat, H. endang Saiuddin Anshari, Thomas Djamaluddin, dan Nia Kurnia perbedaan penulisan pada kedua masa tersebut:

Baca Juga: Sama-sama Disampaikan Rasulullah SAW, Simak Perbedaan Hadis Nabawi dan Hadis Qudsi

  1. Penulisan Hadis pada Masa Nabi

Penulisan hadis sebagai sumber hukum dan norma dalam Islam telah dimulai pada zaman Nabi masih hidup. 

Terdapat banyak bukti bahwa para sahabat tidak hanya berpegang pada kekuatan hafalan dan kecerdasan akal mereka untuk memelihara hadis, melainkan juga menuliskannya. 

Pada saat salah seorang sahabat Ansar mengeluh kepada Nabi karena tidak dapat mengingat-ingat apa yang ia dengar dari Rasul, beliau menjawab agar minta bantuan tangan kanannya (yang dimaksud ialah agar dia menggunakan pena) (HR Tirmizi). 

Baca Juga: Ada 1 Golongan yang Dijamin Allah SWT Selalu Dikejar Rezeki, Anda Termasuk?

Dalam Şahīh Bukhari diriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, "Tidak ada seorang sahabat Rasulullah yang lebih banyak (mengetahui) hadis Rasul daripadaku, selain 'Abdullāh ibn Amr ibn al-'As. Dia menulis (apa yang dia dengar) sedangkan aku tidak menuliskannya".

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat