kievskiy.org

Teks Ceramah Ramadhan 2022, Nilai Filosofid Malam Lailatul Qadar

Lailatul Qadar
Lailatul Qadar /pixabay.com/shafi_protic pixabay.com/shafi_protic

PIKIRAN RAKYAT - Bulan Ramadhan dikenal sebagai bulan berkah, bulan rahmat, dan bulan ampunan, kemuliaan bulan Ramadhan di antara 11 bulan yang lain sehingga disebut sebagai Sayyidusy-syuhur (tuannya bulan).

Allah SWT. Telah menjelaskan dalam QS. Al-Baqarah, 2 : 183, Artinya : Wahai orang-orang beriman telah diwajibkan atas kalian shaum, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, agar kalian memperoleh derajat taqwa”.

Hampir semua perintah ibadah selalu targetnya adalah memperoleh derajat taqwa, karena taqwa adalah derajat paling tinggi yang bisa diraih oleh orang beriman. Namun taqwa tidak bisa diraih tanpa proses yang harus dijalani setiap orang. Hal ini bisa dilihat misalnya dalam QS. Al-Baqarah, 2-5. Bahwa ciri orang yang bertaqwa adalah mereka yang mengimani rukun iman, melaksanakan rukun Islam, merekalah orang yang mendapat petunjuk dari Tuhan-nya dan merekalah orang-orang yang mendapat kemenangan.

Agar orang-orang beriman dapat mencapai tujuan shaum, yakni memperoleh derajat taqwa, Allah memberikan berbagai kemudahan di bulan Ramadhan, dibuka seluas-luasnya pintu kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda dan ditutup rapat -rapat pintu kejahatan, sehingga manusia dapat berlomba untuk melakukan kebaikan. Bahkan di bulan Ramadhan orang beriman berlatih mencontoh sifat-sifat Allah, tidak makan dan minum, tidak berhubungan dengan pasangan (Allah Selamanya tidak pernah makan dan minum, bahkan tidak pernah punya anak dan diperanakkan), Allah Maha Pengasih dan Penyayang, di bulan ini orang beriman berlomba-lomba berbagi dengan sesama.

Di Bulan Ramadhan turun al-Quran sehingga disebut Syarul Quran. Hanya di bulan Ramadhan banyak orang mampu menamatkan tadarus Al-Quran 30 juz, hanya di bulan Ramadhan orang-orang diberi kemudahan untuk melakukan shalat tarawih secara berjamaah, yang agak jarang orang mau melakukan shalat tahajud atau sunnatul lail secara rutin di luar bulan Ramadhan.

Mengapa larangan shaum tidak boleh makan minum dan melakukan hubungan suami istri, padahal tujuan shaum adalah mencapai derajat Taqwa? Artinya larangan Allah sangat manusiawi, bagaimana melatih seseorang untuk mampu mengendalikan keinginan jasmani yang merupakan kebutuhan dasar manusia. Maka jika seseorang mampu mengendalikan kebutuhan jasmaninya dia akan mampu untuk melakukan komunikasi transendental menuju Allah.

Mengapa Malam Lailatul Qadr datangnya di akhir 10 hari bulan Ramadhan di hari-hari ganjil bukan di awal. Biasanya orang yang berpuasa di minggu awal masih berat baru penyesuaian. Ketika dia mampu melewati minggu pertama, minggu kedua, dan minggu ketiga, dengan segala cobaannya berarti fisik dan mentalnya sudah siap untuk menyelesaikan minggu terakhir. Sementara yang tidak mampu mengendalikan diri terus menerus akan berguguran di tengah jalan. Pada saat itu Allah menurunkan malam lailatul Qadr malam yang lebih baik dari 1000 bulan, bahkan para Malaikat pun ikut menyaksikan dan mendoakan hingga datangnya fajar. QS. Al-Qadr, 97 : 1-5) Di sinilah tercapai tujuan Shaum La’allakum Tattaquun. Rasulullah Saw, selama 10 hari terakhir sengaja I’tikaf bersama para Shahabat lainnya.

Lailatul Qadr erat kaitannya dengan tujuan shaum, yakni memperoleh derajat taqwa, karena jaminan Allah bagi orang yang bertaqwa yakni : 1. Allah akan memberikan jalan keluar (dari kesulitan yang dihadapi) 2. Allah akan memberi rizki dari pintu yang tak terduga 3. Allah akan memberikan semua kemudahan 4. Allah akan mengampuni semua dosanya dan memberi pahala yang besar (QS. Ath-Thalaq, 65 : 2-5) . Orang yang bertaqwa adalah orang yang paling dekat di sisi Allah.

Semoga Shaum orang-orang beriman dapat mengantarkan pada tujuan hakiki shaum. Wallahu A’lam. (Rodliyah Khuza’i / Kaprodi Fak Dakwah Unisba) ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat