PIKIRAN RAKYAT - Berhaji merupakan dambaan setiap umat Islam di dunia. Haji termasuk rukun Islam yang artinya harus dilaksanakan oleh setiap Muslim. Berbeda dengan rukun Islam lainnya, ada syarat khusus bagi yang akan melaksanakan haji, yaitu mampu baik secara fisik, mental, dan tentunya materiil.
Dengan waktu daftar tunggu yang cukup lama hingga mencapai puluhan tahun, tak heran berbagai cara ditempuh agar bisa berhaji.
Ada sebagian Muslim yang melalui jalur resmi atau pun tidak resmi. Keinginan untuk bisa memenuhi panggilan ilahi, membuat banyak orang mengorbankan apa pun, baik itu waktu, tenaga, dan harta untuk bisa melaksanakan rukun Islam kelima tersebut.
Ketatnya pengamanan yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi ternyata tak menutup celah bagi mereka yang ingin berhaji melalui “jalur khusus”.
Baca Juga: Jutaan Orang Sudah Mengikuti, Begini Cara Main Tes Usia Mental yang Viral di Twitter
Hal itu tergambar saat melaksanakan puncak haji di Armuzna, beberapa hari lalu. Seperti yang dilakukan seorang mukimin asal Indonesia, sebut saja Nur (60) yang hampir setiap tahun melaksanakan ibadah haji.
Perempuan asal Kalimantan itu telah menetap di Arab Saudi sejak 1993. Hampir setiap musim haji, Nur sengaja pergi ke Mekah dari Jedah tempatnya bermukim untuk berhaji.
Namun, tidak untuk dirinya, melainkan untuk orang lain. Meskipun tidak bisa dikatakan sebagai profesi, tetapi dia memang menerima jasa untuk badal haji.
Sebetulnya, “bisnis” badal haji sudah menjadi rahasia umum di Tanah Suci. Harga yang dipatok juga tidak murah, apalagi untuk momentum tertentu seperti haji akbar.