kievskiy.org

Hukum Ghibah Saat Ramadhan Menurut Al-Qur'an dan Hadis

Ilustrasi ghibah.
Ilustrasi ghibah. /Pexels/cottonbro

PIKIRAN RAKYAT - Dalam ajaran Islam, ghibah atau membicarakan buruk seseorang di belakangnya adalah perbuatan yang sangat dilarang. Hal ini terkait dengan kehormatan dan martabat manusia, serta hak privasi yang harus dihormati.

Ghibah juga termasuk ke dalam dosa besar yang harus dihindari oleh setiap muslim.

Ketika berpuasa, hukum ghibah menjadi lebih berat. Pasalnya saat Ramadhan, seluruh amal perbuatan manusia ditingkatkan pahalanya dan dosanya menjadi lebih besar pula.

Oleh karena itu, setiap muslim harus berhati-hati dalam berkata-kata dan memperhatikan tindakan yang dilakukan selama berpuasa.

Baca Juga: Hukum Mimpi Basah Saat Ramadhan, Buat Puasa Batal atau Tidak?

Menurut Al-Qur'an dan Hadis

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, karena sebagian dari prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12).

Kalam Allah di atas terpatri jelas menunjukkan bahwa ghibah atau menggunjing sama dengan memakan daging saudaranya yang sudah mati (bangkai). Tentu saja bagi orang normal dan memiliki akal sehat membayangkan hal tersebut sangat menjijikan

Meski demikian, dari kita kebanyakan masih suka kerap menggumbar aib dan kejelekan si fulan di tengah khalayak umum dengan sikap tendensius.

Baca Juga: Bacaan Doa Buka Puasa Lengkap, Bahasa Arab, Latin, dan Artinya

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat