kievskiy.org

Banyak Keberkahan, Berikut Enam Keutamaan Makan Sahur

Ilustrasi makan sahur.
Ilustrasi makan sahur. /Freepik/freepik

PIKIRAN RAKYAT - Salah satu pembeda antara ibadah puasa umat Islam dengan umat-umat lainnya adalah disyariatkannya anjuran makan sahur. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: “Pembeda antara puasa kita dengan ahlu kitab adalah makan sahur.” (H.R Muslim).

Nabi SAW memerintahkan kita agar makan sahur. Apakah perintah itu merupakan suatu kewajiban atau untuk anjuran saja?

Sebagian ulama berpendapat, bahwa perintah itu merupakan suatu kewajiban. Namun, mayoritas ulama berpendapat bahwa perintah tersebut untuk anjuran saja selama tidak dikhawatirkan terjadinya mudarat ketika tidak makan sahur.

Akan tetapi, amalan ini memiliki keutamaan karena dikatakan penuh berkah. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muttafaq ‘Alaih dari Anas Ibn Malik, Rasulullah SAW bersabda: “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam makan sahur itu terdapat keberkahan."

Baca Juga: Keutamaan Puasa pada Bulan Syaban, Amalan Sunnah yang Dianjurkan Rasulullah SAW

Berkah adalah kebaikan yang berlimpah, tetap ada dan terus menerus. Kata berkah berasal dari kalimat al-birkah yaitu tempat penampungan air, karena di dalamnya air tertampung dan menetap, dan terus belimpah. Menurut Syaikh Muhammad Ibn Shalih al-‘Utsaimin, keberkahan di dalam makan sahur dilihat dari berbagai aspek.

Pertama, makan sahur merupakan bentuk pengamalan dari perintah Nabi SAW Betapa besar keberkahan yang kita dapatkan tatkala kita melakukan pengalaman terhadap perintah Nabi SAW, Allah Ta’ala berfirman: “Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, ia menang dengan kemenangan yang agung.” (Q.S al-Ahzab: 71).

Kedua, makan sahur merupakan salah satu bentuk sikap menyelisihi pelaksanaan puasa Ahlu kitab dan Nabi yang mulia memerintahkan kita sebagai umatnya untuk menyelisihi mereka.

Tidak dapat diragukan bahwa menyelisihi orang-orang pelaksanaan ibadah ahlu kitab dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan peribadatan adalah baik dan berkah. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (H.R Ahmad dan Abu Dawud).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat