kievskiy.org

Kepindahan Ibu Kota Negara Nusantara dalam Pameran Antara Kecemasan dan Harapan

Pameran Antara Kecemasan dan Harapan yang berlangsung di Gedung D Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta.*
Pameran Antara Kecemasan dan Harapan yang berlangsung di Gedung D Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta.* /Dok Galeri Nasional Indonesia Dok Galeri Nasional Indonesia

PIKIRAN RAKYAT - TAK dapat dimungkiri, rencana memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur menuai beragam reaksi. Ada banyak harapan yang tumbuh, tapi tak sedikit pula yang merasa cemas. Dengan latar belakang inilah, sebanyak 13 seniman mengeksplorasi ide terkait Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Mengusung tema Antara Kecemasan dan Harapan, pameran ini berlangsung di Gedung D Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta. Pameran yang menampilkan 42 karya ini diadakan 5-28 Mei 2023. Karya-karya yang ditampilkan berupa seni lukis dan grafis dengan berbagai pendekatan material dan teknik.

Kurator Citra Smara Dewi menjelaskan, sebagai proyek strategis nasional, pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur bukan sekadar memindahkan wilayah. Akan tetapi, terdapat banyak aspek yang saling beririsan antara politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Tema Antara Kecemasan dan Harapan, kata Citra, merupakan realitas sosial yang tak terhindarkan di IKN Nusantara saat ini.

Di sisi harapan, hadir peradaban baru yang akan membawa Indonesia menjadi kota dunia yang berkelanjutan. Tak hanya itu, tapi ada harapan akan terjadi pemerataan ekonomi yang tidak lagi berpusat di Pulau Jawa.

Di sisi lain, tersirat kecemasan akan lunturnya potensi budaya lokal karena tergerus modernitas. Mengingat masyarakat adat asli seperti Suku Dayak, memiliki kebudayaan tinggi, dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.

"Pameran Antara Kecemasan dan Harapan dipresentasikan melalui pemilihan objek, artefak, dan material culture yang memiliki makna simbolis seperti mitologi Kerajaan Kutai Lembuswana, Suku Dayak, hutan tropis, orangutan, dan simbol budaya lainnya yang memiliki memori kolektif. Simbol budaya tersebut coba dimaknai kembali oleh para perupa Kalimantan Timur dalam konteks kekinian," ungkap Citra.

Menurut Citra, pameran ini merupakan momentum kebangkitan perupa Kalimantan Timur dalam menyongsong IKN Nusantara. Spirit globalisasi menjadi sangat penting sehingga karya-karya yang diciptakan tetap memiliki potensi kelokalan, tapi tetap beririsan dengan wacana seni rupa global.

Citra menyebutkan, pameran ini menampilkan 13 perupa profesional asal Kalimantan Timur yang sudah memiliki rekam jejak dalam dunia seni rupa baik tingkat nasional dan internasional. Mereka adalah pelaku dan saksi sejarah proses transformasi kebudayaan IKN, sehingga karya-karya yang diciptakan merupakan representasi berbagai ideologi yang bermuara pada harapan dan kecemasan.

Membangun peradaban baru bukan semata bertumpu pada pembangunan infrastruktur. Akan tetapi juga menyiapkan landasan dan nilai-nilai kebudayaan. Di sanalah peran, sikap dan keberpihakan seniman dibutuhkan.

"Melalui karya-karya yang dipamerkan, diharapkan terbangun kesadaran budaya, sekaligus sikap reflektif dan introspektif menyongsong IKN. Peran penting yang perlu digarisbawahi dari para perupa yaitu sebagai penjaga pintu gerbang budaya Kalimantan Timur agar tidak tergerus arus modernitas dan globalisasi di masa depan," kata Citra.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat