PIKIRAN RAKYAT - Puasa Ramadhan berbeda dengan ibadah lainnya, karena merupakan ibadah khusus. Sebab, puasa selama satu bulan penuh hanya dilakukan pada bulan Ramadhan.
Oleh karena itu, puasa Ramadhan merupakan ibadah dengan ganjaran pahala yang besar. Namun, puasa tidak hanya dituntut menjalankan kewajiban puasa dan mencegah dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa, seperti makan dan minum.
Ketika puasa, umat Islam juga harus menjaga perkataan dan perbuatan, serta menjaga hawa nafsu. Lebih dari itu, puasa juga harus menjadi momentum untuk meninggalkan maksiat.
Dalam menjalankan ibadah puasa selain harus memperhatikan keabsahannya secara fiqih, harus juga diperhatikan hal-hal yang dapat menghilangkan pahala puasa. Sehingga, puasa yang dikerjakan berkualitas.
Disadari atau tidak, ada beberapa dosa 'sepele' yang ternyata bisa menghilangkan puasa. Dirangkum Pikiran-Rakyat.com dari NU Online, berikut penjelasannya.
Kesempurnaan dan Keutamaan Puasa
Al-Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu' Syarhul Muhaddzab menuturkan bahwa kesempurnaan dan keutamaan puasa hanya akan diperoleh dengan menjaga dari perkataan yang tidak berfaidah dan perkataan yang buruk, bukan oleh sebabnya puasa menjadi batal.
Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Artinya: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak peduli dia telah meninggalkan makanan dan minumannya.”