PIKIRAN RAKYAT - Melaut bagi nelayan menjadi tantangan tersendiri dalam menunaikan ibadah salat. Banyak dari nelayan yang terpaksa meninggalkan salat saat berada di tengah lautan untuk mencari nafkah.
Hal itulah yang diceritakan oleh Ustaz Fiki Fatwa Khulaifi saat berdakwah di Karimunjawa, sebuah kepulauan di Laut Jawa, yang berlokasi di utara Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Di Kepulauan Karimunjawa, Fiki kerap berdakwah di Desa Kemujan.
Fiki menjadi salah satu dari 500 dai yang diberangkatkan oleh Direktorat Penerangan Agama Islam, Kementerian Agama, ke daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T), untuk berdakwah selama Ramadhan.
"Para nelayan tersebut pergi melaut dari pagi sampai sore, bahkan dari sore hingga dini hari. Mereka biasanya masih berada di tengah lautan ketika waktu salat telah tiba," kata Fiki pada Selasa, 2 April 2024.
Menurut Fiki, sebagian nelayan itu ada yang kemudian mengganti salatnya ketika sudah sampai daratan. Namun demikian, ada juga tidak pernah mengganti salatnya yang ditinggalkan ketika tengah melaut.
Fiki mengaku tergugah hatinya ketika melihat fenomena tersebut. Di tengah tuntutan mencari nafkah, kerap kali salat belum secara istikamah ditegakkan. "Padahal salat merupakan fondasi agama Islam," tuturnya.
Fiki mengatakan, dirinya paham mengenai tantangan yang dihadapi oleh nelayan yang tengah melaut tersebut. Oleh sebab itu, ia menilai, perlu ada suatu model dakwah yang bisa menyeimbangkan antara persoalan duniawi dan akhirat di masyarakat, terutama di Karimunjawa yang menjadi tempatnya berdakwah.
"Saya berharap dai setempat bisa mendakwahkan materi-materi yang sifatnya duniawi sekaligus ukhrawi," tuturnya.
Ia juga menilai penting untuk mendirikan pesantren di Karimunjawa. Hal tersebut bila mempertimbangkan daerah tersebut yang kini menjadi destinasi wisata.