kievskiy.org

Lafaz Doa Hari Arafah yang Diajarkan Rasulullah SAW, Baca Ini di Waktu Mustajabnya

Ilustrasi lafaz Allah.
Ilustrasi lafaz Allah. /Pixabay/john peter

PIKIRAN RAKYAT - Hari Arafah, yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, adalah hari istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Dikenal sebagai hari paling mustajab untuk berdoa, setiap permohonan yang dipanjatkan pada hari ini dipercaya lebih cepat diijabahi oleh Allah SWT.

Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa dan ibadah, terutama bagi mereka yang sedang melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ

"Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim no. 1348).

Sebaik-baiknya Doa, Doa Hari Arafah

Hari Arafah memiliki keutamaan tersendiri dalam Islam. Salah satu amalan yang sangat dianjurkan pada hari ini adalah memperbanyak doa dan dzikir. Disebutkan bahwa bacaan terbaik pada hari Arafah adalah kalimat Laa ilaaha illallah. Selain itu, doa yang dipanjatkan pada hari Arafah adalah doa yang terbaik.

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

"Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan 'Laa ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir' (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian, dan Allah yang menguasai segala sesuatu)." (HR. Tirmidzi no. 3585; Ahmad, 2:210. Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih dilihat dari syawahid atau penguat-penguatnya, lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1503, 4:8.)

Dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu secara marfu’—sampai pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam—, disebutkan dalam hadits:

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat