kievskiy.org

Revolusi Mental Pemuda: Basis Ideologis untuk Kemaslahatan Berbangsa dan Bernegara

Ilustrasi Mahasiswa/pemuda.
Ilustrasi Mahasiswa/pemuda. /Pikiran Rakyat/Amir Faisol

PIKIRAN RAKYAT - Satu abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1908, bangsa ini masih dalam cengkeraman penjajah. Hidup dalam penderitaan di negerinya sendiri karena ketidakberdayaan dalam tidur yang sangat panjang.

Sekelompok pemuda dari Jawa memiliki sebuah kesadaran tentang berbangsa. Saat itu ada pandangan dari masyarakat bahwa status dan kedudukan terletak pada kekuasaan dan kekayaan.

Mereka kemudian meubah cara pandangnya bahwa pendidikan dan kesehatanlah yang harus diutamakan. Hal ini sekaligus menandai sebuah kesadaran kebangkitan bangsa.

Lalu apa yang terjadi setelah puluhan tahun kemerdekaan digapai, yang utama ternyata bukanlah seperti yang dicanangkan dan dicita-citakan saat kebangkitan, kini—seperti yang diungkapkan oleh Ari Ginanjar Agustian—yang utama bukan lagi “budi”.

Baca Juga: Sukmawati Soekarnoputri: Persepsi dan Emosinya Tentang Agama dan Budaya

Karena itu kemudian bangsa Indonesia mengalami krisis yang luar biasa karena the ultimate reality bangsa ini bergeser kepada “kekuasaan”, “harta”, dan “jabatan”. Sedangkan budi, moral etika, tidak lagi dikedepankan.

Realitas itu sekarang sedang difragmentasikan oleh para pemimpin kita yang terjebak pada pola hidup yang hedonis, instant, serta tindakan destruktif lainnya misalnya pornografi, narkoba, pergaulan bebas dan radikalisme dan ini juga berimbas pada pemuda yang mengalami disorientasi.

Pergerakan Pemuda Indonesia; Lintasan Sejarah

Dalam sejarah keindonesiaan, gerakan mahasiswa acapkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional. Dimulai dengan berdirinya Boedi Oetomo (1908) wadah refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari sikap primordialisme Jawa yang ditampilkannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat