kievskiy.org

U Inspire, Langkah Inspiratif Agar Masyarakat Tangguh Bencana

Tsunami/DOK. PR
Tsunami/DOK. PR

Sudah takdir alam, Indonesia berada dalam rangkaian cincin api dunia yang berwajah ganda, mempunyai sisi membangun dan sisi yang menghancurkan, menjadi bencana, karena ada manusia yang tinggal di sana. Keberkahan alam yang dinikmati setiap hari, seringkali tidak menyadari, bahwa di balik semuanya itu, di balik pesona alamnya, di balik kekayaan hayatinya, di balik kekayaan buminya, bahwa masyarakat yang harmoni itu mendiami kawasan yang rawan bencana.

Siklus bencana memang ada yang diluar umur manusia. Ada yang ratusan tahun, bahkan ada yang ribuan tahun, sehingga beberapa generasi menjadi lupa, bahwa kawasannya pernah terkubur material letusan gunung api, tersapu tsunami, atau kehancuran karena digoyang gempa bumi.

U Inspire (Youth and Young Professionals on Innovation, Science and Technology Platform for Resiliency) hadir karena kepedulian, bahwa masyarakat Indonesia dan dunia, harus lebih mengenali ancaman bencana yang ada di sekitarnya, sehingga terus meningkatkan kesiapsiagaan, dan meminimalkan dampak bencana yang mungkin terjadi.

Dr N Rahma Hanifa, ketua U Inspire Indonesia menjelaskan, bahwa U Inspire turut berperan aktif dalam pembinaan pemuda Indonesia dan profesional muda yang menghasilkan pemikiran-pemikiran dan inovasi dalam sains, teknologi, untuk ketangguhan bencana di tingkat nasional dan global.

Rentang usia anggotanya antara 16 – 40 tahun, memiliki kesamaan dalam visi dan ketertarikan dalam bidang sains dengan beragam disiplin ilmu, teknologi, dan inovasi yang menunjang upaya pencegahan, penguatan, pengurangan, dan ketangguhan masyarakat terhadap bencana, dengan memanfaatkan jejaring dan pusat informasi lokal, nasional, dan internasional, serta mendukung kebijakan dan tindakan pengurangan risiko bencana (PRB) berbasis SETI (Science, Engineering, Technology, and Innovation).

Satu programnya dalam mengedukasi masyarakat agar tangguh dalam menghadapi bencana, U Inspire membuat informasi digital yang disebarkan di dunia maya dan diperbanyak dengan dicetak. Langkah pertama untuk edukasi ini adalah menghimpun pertanyaan yang beredar di media sosial, pertanyaan dari masyarakat, pertanyaan saat penelitian lapangan, atau pertanyaan melalui jaringan pribadi. Dari puluhan pertanyaan itu, lalu dikategorikan menjadi 10 pertanyaan utama. U Inspire menjawab kesepuluh pertanyaan utama itu, lalu dibuat grafisnya agar menarik, dan disebarluaskan melalui berbagai jaringan.

Inilah kesepuluh pertanyaan yang paling banyak ditanyakan setelah terjadi letusan Gunung Anakkrakatau dan tsunami di Selat Sunda yang terjadi akhir tahun 2018.

  1. Bagaimana tsunami di Selat Sunda bisa terjadi?
  2. Bila Gunung Anakkrakatau meletus, apakah kekuatannya akan sama dengan letusan tahun 1883?
  3. Bagaimana sistem peringatan dini gunungapi dan tsunami yang digunakan di Indonesia?
  4. Apa yang harus diperhatikan agar kita lebih siap-siaga terhadap tsunami?
  5. Apa yang harus diperhatikan agar lebih siap-siaga terhadap letusan gunungapi dan tsunami?
  6. Di mana kita bisa mencari informasi terkini terkait kebencanaan?
  7. Saya dari luar daerah dan ingin bepergian ke wilayah pesisir Banten dan Lampung, apa yang harus diperhatikan?
  8. Kalau ada kabar yang menyatakan akan terjadi gempa besar pada tanggal tertentu, apakah itu benar?
  9. Saya ingin membantu sebagai relawan, apa yang yang bisa saya lakukan?
  10. Kami tinggal di pulau dan pantai di sekitar Gunung Anakkrakatau. Kami dihimbau untuk mengungsi. Lalu bagaimana nasib kami?

Itulah contoh 10 pertanyaan utama yang diajukan masyarakat dari berbagai kalangan, yang akan dijawab oleh tim U Inspire. Jawaban itu kemudian dibuatkan grafisnya, lalu diunggah ke berbagai media sosial, sehingga dalam tempo singkat, pembaca dari kalangan generasi muda dapat memahaminya, dan dapat melakukan tindakan yang amat penting agar tidak masuk ke dalam lembah kematian, bila peristiwa itu terjadi di daerahnya.

Dalam jawaban itu disiapkan pula tindakan apa yang harus dilakukan bila bencana itu terjadi. Sebagai contoh, bila sedang berada di pantai, lalu 1. Melihat gelombang laut tidak biasa, berbuih, 2. Gelombang laut menjalar dengan cepat ke darat, 3. Apalagi disertai gemuruh yang keras, 4. Merasakan guncangan yang keras, sehingga sulit berdiri, 5. Merasakan gempa dengan goyangan yang pelan, namun cukup lama, lebih dari satu menit, 6. Melihat/mendengar letusan gunungapi yang lebih besar dari biasanya, dan 7. Mendapat berita peringatan dini dari lembaga resmi melalui pesan singkat, media sosial, televisi, radio, atau serine peringatan, maka lakukanlah: 1. Segera lakukan evakuasi, 2. Hindari berjalan menuju ke arah pantai untuk memastikan apakah terjadi tsunami atau tidak, itu sangat berbahaya, 3. Tunggu di tempat yang aman, sampai ada informasi resmi dari Pemerintah atau petugas.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat