kievskiy.org

203 Tahun Letusan Gunung Tambora

KAWAH Gunung Tambora/T BACHTIAR
KAWAH Gunung Tambora/T BACHTIAR

LETUSAN-LETUSAN gunung api yang pernah terjadi seharusnya menjadi bahan pembelajaran bagi seluruh warga agar dapat hidup harmonis di kepulauan berhiaskan bunga api yang sewaktu-waktu akan meledak.

Rangkaian letusan gunung api yang pernah terjadi dalam sejarah peradaban manusia memperlihatkan bahwa pada masa lalu begitu banyak gunung api meletus yang mengubur begitu banyak manusia dengan peradabannya.

Dengan cara itu, upaya manusia untuk siap selamat dari letusan gunung api akan terus berkembang. Bukan saja bagi warga yang berdiam di lereng gunung yang sedang meletus, tetapi juga bagi warga yang sangat jauh dari pusat letusan.

Dalam kehidupan modern saat ini ketika dunia saling terhubung, ketika begitu banyak orang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, letusan gunung api harus menjadi bahan pertimbangan.

Bukan saja bagi wisatawan yang sedang menikmati kesejukan dan ketenangan lereng gunung api yang subur, tetapi juga bagi wisatawan di tempat lain yang rute pesawat terbangnya melintasi kawasan penyebaran abu letusan gunung api.

Mereka harus menunda jadwal penerbangannya karena abu letusan gunung api yang sangat membahayakan keselamatan penerbangan.

Bahkan, letusan Gunung Tambora pada 1815 di Pulau Sumbawa berdampak terhadap keadaan di belahan dunia yang sangat jauh walau pada saat itu tidak diketahui bahwa penyebabnya berasal dari letusan gunung api yang berada di Nusantara.

Sastra mencatat

Keadaan Eropa setahun setelah letusan Gunung Tambora digambarkan dengan baik dalam puisi panjang oleh Lord Byron yang berjudul Gulita, sebagai gambaran keadaan yang sangat mencekam.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat