kievskiy.org

Debat Terakhir Capres Bahas Pendidikan, Mau Sampai Kapan Terjebak Gimik?

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (tengah) berbincang dengan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) serta capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat menghadiri Penguatan Anti Korupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas (Paku Integritas) di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (17/1/2024). Paku integritas menjadi momentum pernyataan komitmen tiga pasangan capres-cawapres dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan (tengah) berbincang dengan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) serta capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat menghadiri Penguatan Anti Korupsi untuk Penyelenggara Negara Berintegritas (Paku Integritas) di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (17/1/2024). Paku integritas menjadi momentum pernyataan komitmen tiga pasangan capres-cawapres dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. /Antara/Aditya Pradana Putra

PIKIRAN RAKYAT - Debat terakhir calon presiden (capres) pada Minggu, 4 Februari 2024 mengangkat tema kebudayan, pendidikan, teknologi, informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, SDM, dan inklusi. Debat tersebut amat layak dinantikan.

Namun, semoga pada debat nanti para kandidat tidak terjebak dalam gimik. Para kandidat harus fokus membahas sesuatu yang autentik, bukan gimik. Terutama saat membahas pendidikan.

Akankah kita menempatkan persoalan Pendidikan menjadi sesuatu yang kompleks, menantang, dan mulia?

Kompleks karena spektrumnya yang sangat luas. Topik apa pun pasti akan berkelindan dengan persoalan Pendidikan. Masalah ekonomi dan sumber daya manusia misalnya, tidak pernah terpisah dari pendidikan.

Menantang karena Pendidikan menentukan masa depan bangsa. Bangsa yang ingin maju harus concern dalam membenahi pendidikan.

Mulia karena misi Pendidikan adalah memanusiakan manusia. Pendidikan tidak hanya konsen pada persoalan hard skill, tetapi juga soft skill dalam sekali tarikan nafas. Pendidikan tidak hanya mencetak generasi yang cerdas, tapi juga berakhlak.

Di bidang kebudayaan, sekarang ini hampir tidak ada budaya lokal, yang ada adalah budaya global. Tentu ini memerlukan basis yang kuat untuk membentengi budaya bangsa—terutama karakter Pancasila—supaya tidak larut dan lenyap identitas dan kepribadian bangsa kita.

Debat Capres Anies Baswedan (kanan), Prabowo Subianto (tengah), dan Ganjar Pranowo (kiri).
Debat Capres Anies Baswedan (kanan), Prabowo Subianto (tengah), dan Ganjar Pranowo (kiri).

Inklusi, terutama di bidang Pendidikan, juga menjadi isu menarik karena Pendidikan yang berkulitas adalah hak setiap warga negara, termasuk bagi mereka yang berkebutuhan khusus.

Era teknologi informasi menuntut lembaga pendidikan untuk mampu menerapkan dunia digital pada lingkungan sekolah serta dapat mengembangkan mutu lulusan peserta didik secara maksimal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat