PIKIRAN RAKYAT - Kolaborasi bukan semata-mata saling menolong. Kolaborasi menuntut
kerja sama untuk menyukseskan tujuan bersama dalam sebuah pekerjaan. Ketika sejumlah orang dapat dikolaborasikan dengan baik, maka orang yang biasa-biasa saja dapat menghasilkan kinerja yang luar biasa.
Riset yang dilakukan para ahli dari Stanford University Amerika (2014) menunjukkan, banyak hal positif ditemukan di tempat kerja yang menerapkan cara-cara kolaboratif.
![Ilustrasi kerja sama di dalam tim.](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/03/19/1084959278.jpg)
Dengan berkolaborasi, keuletan seseorang naik sampai 48-64 persen dalam menghadapi tantangan. Mereka juga merasa lebih asyik dan kinerjanya meningkat.
Namun, kata Gregory Walton, asisten profesor psikologi di kampus tersebut, motivasi nilai plus itu bukan berarti kolaborasi bisa berjalan mulus tanpa gangguan. Meski banyak orang yang mendambakan terjadinya kolaborasi di tempat kerja, tetapi praktiknya hanya sedikit yang bisa mewujudkan.
Hal itu bisa jadi karena tidak dapat mengatasi gangguan (hama). Berikut adalah beberapa 'hama' yang perlu diatasi.
1. Beban pekerjaan yang tidak adil
Dalam kolaborasi juga dibutuhkan manajemen dan pemimpin yang menegakkan keadilan dalam hal pekerjaan, reward, atau perlakuan. Ketidakadilan mengundang hama kolaborasi. Ketidakadilan merusak orang yang baik. Ketidakadilan membuat orang yang tidak baik menguasai keadaan. Ketidakadilan perusak keutuhan.
2. Kurang totalitas
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa energi hatinya dapat ditangkap oleh radar
hati orang lain, apalagi mitranya. Orang yang kurang total tidak bisa berkolaborasi
dengan orang yang total.
Ibarat perang, tinggal energi mana yang menang. Jika di suatu tempat ada banyak orang yang total, maka orang yang setengah-setengah akan terpinggirkan. Sebaliknya juga begitu. Supaya kolaborasi dikuasai oleh orang-orang yang total hatinya, maka perlu kreativitas seorang pemimpin untuk menemukan cara menjaga totalitas hati.
3. Kontribusi
Elemen penting dalam kolaborasi adalah kontribusi. Kontribusi yang tidak konsisten atau yang tidak sebanding atau yang dinilai tidak penting oleh yang lain juga bisa menjadi gangguan atau hama bagi keutuhan kolaborasi. Kolaborasi menuntut setiap orang berkontribusi dalam proses untuk menciptakan hasil. Di sinilah pentingnya pembagian tugas dan tanggung jawab.