PIKIRAN RAKYAT – Ketua Majelis Hakim Albertus Usada bertanya terkait peran Effendi Gazali sebagai penasihat Menteri KKP kepada mantan Dirjen Perikanan Tangkap Zulficar Mochtar karena latar belakang Effendi adalah pakar sosial politik komunikasi dan bukan perikanan.
Pertanyaan tersebut diajukan Ketua Majelis Hakim Albertus Usada dalam sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada Rabu, 3 Maret 2021.
Pakar komunikasi politik Effendi Gazali menjelaskan kemampuan dan tanggung jawabnya selaku Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan.
“Tetap salam hormat dan semoga Bapak Hakim yang mulia bisa memahami di setiap bidang ada proses komunikasinya,” kata Effendi Gazali dalam pernyataan tertulis pada Kamis, 4 Maret 2021 yang dikutip Pikiran-Rakyat.com (PR) dari Antara.
Baca Juga: Honda Jazz Stop Diproduksi, Harga Bekasnya Terendah Tembus Rp65 Juta
Baca Juga: TNI Targetkan Vaksinasi Covid-19 untuk Prajurit Selesai April 2021
Mantan Dirjen Perikanan Tangkap Zulficar Mochtar menyebut bahwa penasihat Menteri KKP terlibat dalam sejumlah rapat daring terkait ekspor Benih Bening Lobster (BBL) sesuai Peraturan Menteri KKP No 12 tahun 2020.
“Zulficar juga seharusnya tahu bagaimana ketika dia masih menjadi Dirjen Tangkap di KKP, dalam puluhan rapat sepertinya hanya saya yang agak keras tidak sependapat dengan ekspor benih lobster yang belum memenuhi syarat budidaya yang sesungguhnya. Jadi saya mengomunikasikan fakta,” kata Effendi Gazali.
Menurutnya, budidaya lobster pasir yang dilakukan dalam satu putaran memakan waktu satu tahun, sementara untuk budidaya lobster mutiara satu siklus memakan waktu dua tahun di Vietnam.
Effendi Gazali menyebutkan bahwa dirinya sejak kecil tinggal di daerah pantai dan tertarik terhadap dunia kelautan dan perikanan.