kievskiy.org

Pengamat Apresiasi Prabowo Alihkan Fungsi Lokasi-lokasi Pusdiklat Jadi RS Darurat Covid-19

Ilustrasi pandemi Covid-19. Media asing asal Singapura menuliskan bahwa Indonesia jadi episentrum baru Covid-19 di Asia, berikut faktor penyebab lonjakannya.
Ilustrasi pandemi Covid-19. Media asing asal Singapura menuliskan bahwa Indonesia jadi episentrum baru Covid-19 di Asia, berikut faktor penyebab lonjakannya. /Pixabay/HoagyPeterman Pixabay/HoagyPeterman

PIKIRAN RAKYAT - Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (​ISESS), Khairul Fahmi, mengapresiasi langkah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang mengalihfungsikan fasilitasnya menjadi rumah sakit darurat (RSD) penanganan Covid-19.

“Sejak awal pandemi saya sebenarnya sudah menyarankan mobilisasi sumber daya maupun sarana prasarana nasional sebagai solusi dan antisipasi kebutuhan dalam keadaan darurat,” katanya kepada wartawan, Kamis.

Adapun saat ini, menurut dia, persoalan yang dihadapi dalam penanganan Covid-19 tidak sekadar infrastruktur, tetapi juga tenaga kesehatan (nakes).

"Ini yang perlu solusi lain, seperti mobilisasi SDM (sumber daya manusia) supaya tenaga kesehatan benar-benar fokus pada penanganan pasien, tidak lagi direpotkan oleh persoalan administratif dan lain-lain," katanya.

Baca Juga: Karena Pandemi Operasi Tumor Otak Dibatasi, Bagaimana yang Gawat Darurat?

Kementerian Pertahanan, sambung Fahmi, dapat melakukannya dengan memobilisasai komponen pendukung (komduk) pertahanan nasional. Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Nasional (UU PSDN).

Peneliti Senior Marapi Consulting and Advisory Beni Sukadis juga mengapresiasi langkah Prabowo yang memutuskan untuk mengubah lokasi-lokasi pusdiklat Kemenhan menjadi rumah sakit darurat pasien Covid-19.

“Pembukaan rumah sakit darurat saya pikir bisa membantu kekurangan tempat tidur atau fasilitas kesehatan yang mengalami tekanan akibat melonjaknya penderita Covid-19. Langkah Kemenhan patut diapresiasi dalam hal ini,” kata Beni.

Senada dengan Fahmi, Beni juga mengatakan bahwa selain menambah fasilitas kesehatan darurat, Kemenhan juga perlu memastikan tenaga kesehatannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat