kievskiy.org

Mengenal Cancel Culture, Tabiat Netizen yang Mulai Mendarah Daging di Indonesia

Ilustrasi cancel culture.
Ilustrasi cancel culture. /Pixabay/Here and now, unfortunately, ends my journey on Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Seiring perkembangan zaman, berbagai platform media sosial kini mulai dimanfaatkan untuk mencurahkan pikiran mereka. efek sampingnya, muncul fenomena cancel culture.

Tak jarang, media sosial dijadikan tempat memuntahkan argumen tentang apa yang seseorang yakini kebenarannya.

Dalam praktiknya, sejumlah orang justru takut berpendapat karena muncul kekhawatiran akan dienyahkan atau dimusuhi publik jika pendapatnya berbeda.

Peristiwa 'pengenyahan' seseorang sudah sering terjadi di Indonesia. Perilaku tersebut lebih populer disebut sebagai cancel culture.

Baca Juga: Pegasus, Cara Bongkar Seluruh Isi Ponsel Pejabat via WhatsApp

Secara umum cancel culture merupakan fenomena ketika seseorang atau sekelompok orang melakukan cancel atau pengenyahan terhadap seorang tokoh, merek, acara, atau film. 

Hal itu terjadi karena pihak yang bersangkutan dinilai mengungkapkan pernyataan, pandangan, serta perilaku yang menyinggung atau bermasalah.

Dr. Jill McCorkel, profesor sosiologi dan kriminologi di Universitas Villanova, menyebut akar cancel culture telah hadir sepanjang sejarah manusia. Masyarakat telah menghukum orang karena berperilaku di luar norma sosial yang dirasakan selama berabad-abad.

"Cancel culture adalah perpanjangan atau evolusi kontemporer dari serangkaian proses sosial yang lebih berani yang dapat kita lihat dalam bentuk pengusiran," ujar McCorkel sebagaimana dilansir Pikiran-Rakyat.com dari New York Post.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat