PIKIRAN RAKYAT - Epidemiolog dari Universitas Indonesia, dokter Pandu Riono menyebutkan jika ada tekanan politis terkait penggunaan dana APBN di Kemenkes yang dipakai untuk riset ivermectin.
Ivermectin digadang-gadang sebagai obat yang bisa menyembuhakn Covid-19 setelah muncul pernyataan dari perusahaan faramasi terkait Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang terhindar dari penyakit asal Wuhan itu usai mengonsumsi ivermectin.
Selain Prabowo Subianto, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan juga menyebutkan jika keryawannya sembuh dari Covid-19 usai diberi ivermectin berdasarkan rekomendasi dokter.
Kemunculan ivermectin yang dianggap bisa menyembuhkan Covid-19 menjadi perbincangan hangat.
Sejumlah apotek langsung kehabisan stok ivermectin dan harga obat tersebut melambung tinggi.
Karena ramai di kalangan masyarakat dan dianggap bisa menyembuhkan Covid-19 padahal belum ada penelitian ilmiah dan tidak direkomendasikan WHO, pihak Kemenkes pun berujar akan melakukan riset terlebih dulu tentang efektivitas ivermectin sebagai obat terapi Covid-19.
Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter Pandu Riono, ia menyebutkan jika penelitian ivermectin dipengaruhi tekanan politik.
Pandu Riono merupakan salah satu pakar yang lantang menyuarakan terkait bahaya penggunaan obat-obatan terhadap pasien Covid-19.