PIKIRAN RAKYAT - Terkait angka kematian akibat Covid-19 yang dihilangkan, disebabkan adanya data yang tak akurat, malah menimbulkan polemik baru.
Di sisi lain, Satgas Covid-19 kembali melaporkan kasus kematian per hari ini, Rabu, 11 Agustus 2021, mencapai 1.579 orang. Hingga saat ini kasus pasien meninggal akibat Covid-19 sejumlah 112.198 jiwa.
Terkait hal tersebut, Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto, turut mengkritik langkah Pemerintah yang berencana menghilangkan data kematian dalam laporan perkembangan penanggulangan Covid-19.
Menurut Mulyanto, langkah tersebut tidak tepat, karena dapat mengaburkan gambaran jumlah dan persebaran efek fatalitas Covid-19.
Baca Juga: Petisi Blacklist Ayu Ting Ting Meroket, Dosa di Masa Lalu Diterawang Denny Darko
Dia juga mengatakan, data kematian akibat Covid-19 itu justru merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan proses treatment dari konsep 3T yakni testing, tracing, treatment.
"Apa ada indikator lain yang dapat mengukur fatality dari Covid-19 ini? Rasanya tidak ada. Karena itu Pemerintah sebaiknya mengevaluasi secara komprehensif dan teliti penyebab tidak akuratnya data angka kematian akibat Covid-19," katanya.
"Yang dibutuhkan adalah langkah koreksi dan perbaikan atas data angka kematian Covid-19 tersebut, bukan malah menghapus indikator kematian. Jangan seperti pepatah: buruk rupa cermin dibelah," sambung Mulyanto dalam siaran persnya, Rabu, 11 Agustus 2021.
Selain itu, Mulyanto menyayangkan sikap pemerintah yang sering blunder, dan tidak scientific based dalam penanggulangan Covid-19, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi PKS.
Baca Juga: Angka Kematian Covid-19 Dihapuskan, Pemerintah 'Setengah Hati' Jalani Demokrasi?